Senin, 24 November 2014

MODEL PEMBELAJARAN


A.       Mind Mapping
Langkah-langkah pembelajarannya:
1.      Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2.      Guru mengemukakan permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa (sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternative jawaban).
3.      Guru membentuk siswa menjadi beberapa  kelompok yang anggotanya 2-3 orang.
4.      Tiap kelompok menginventarisasi atau mencatat alternative jawaban hasil diskusi.
5.      Tiap kelompok (memilih beberapa kelompok) membacakan hasil diskusi kelompoknya dan guru mencatat di papan tulis dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru.
6.      Dari data-data di papan tulis, siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi bandingan sesuai konsep yang disediakan guru.

NASIONALISME CINA


1.     Latar Belakang Timbulnya Nasionalisme Cina

            Cina merupakan negara yang memiliki sejarah cukup tua. Negara ini diperintah oleh berbagai dinasti. Kepala pemerintahannya disebut kaisar. Salah satu dinasti asing yang pernah menguasai Cina adalah dinasti Manchu (dinasti Ching) 1644 – 1912 yang berasal dari Manchuria.
Nasionalisme Cina tersulut setelah rakyat kecewa terhadap penguasa Manchu yang dinilai bukan dinasti keturunan Cina. Kebencian itu semakin memuncak setelah bangsa Inggris mengungguli pasukan kaisar dalam Perang Candu tahun 1842. Kaisar dinilai lemah dan bertanggung jawab atas penderitaan rakyat Cina akibat penjajahan bangsa Eropa, AS dan Jepang. Akhirnya revolusi pun pecah. Kaisar Manchu tahun 1911 digulingkan oleh rakyatnya sendiri dan Cina menjadi republik. Namun republik ini rapuh karena panglima perangnya saling bertikai.

DASAR DASAR GEOGRAFI (DDG)


Pengindraan jauh diupayakan untuk mengetahui atau memperoleh informasi tentang suatu objek dengan menggunakan sensor(alat pengindera),baik itu sensor alamiah maupun buatan.Sensor alamiah berupa mata,telinga,hidung,lidah dan kulit sedangkan sensor buatan antara lain berupa kamera,sonar,magnetometer,radiometer dan scanner.(Dra.Sani Safitri,M.Si,2009:107) Adapun penggunaan pengindraan jauh bagi kehidupan manusia yaitu sebagai berikut: Sebagai alat bantu dalam menyusun teori Teori adalah serangkaian pernyataan tentang hubungan antara dua gejala atau lebih yang dibuat dengan tingkat kepercayaan tertentu.Teori disusun berdasarkan penelitian yang dibuat dengan tingkat kepercayaan antara teori dan fakta.Sebagai model ikonik,foto udara merupakan penghubung yang baik antara teori dan fakta. Sebagai alat untuk menemukan fakta Citra yang menyajikan gambaran lengkap merupakan sumber data yang dapat diinterpretasi secara cepat.Interpretasi citra dapat dilakukan setiap saat dan dalam segala cuaca. Sebagai alat penelitian Citra yang menyajikan gambaran sinoptik merupakan alat yang baik dalan memberikan rekaman objek,gejala atau daerah.Dalam hal ini maka citra sangat bermanfaat bagi pendidikan dan pengajaran geografi sejak pendidikan dan pengajaran geografi sejak sekolah dasar hingga sekolah tinggi.Citra dapat dimanfaatkan sebagai alat ilustrasi dalam memahami lingkungan sekitar dan sebagai alat dalam geografi. Sebagai dasar penjelasan citra yang menyajikan gambaran lengkap dengan wujud dan letak yang mirip wujud dan letak sebenarnya merupakan alat yang baik sekali untuk memahami letak dan susunan gejala di muka bumi.Dengan demikian,citra akan sangat membantu untuk analisis spesial,analisis ekologik maupun analisis kompleks regional. Sebagai alat dalam prediksi dan pengendalian Di dalam prediksi dan pengendalian,citra merupakan alat bangtu visual yang sangatlah bermanfaat. (Dra.Sani Safitri,2009:117)

PERUNDINGAN LINGGARJATI


BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Di Indonesia awal diplomasi dimulai pada saat adanya Vacuum of Power di Asia Tenggara,sewaktu menyerahnya Jepang, kemudian Indonesia mendeklarasikan kemerdekaannya. Sesuai teori berdirinya sebuah negara, maka harus ada warga negara, wilayah, pemerintah, dan pengakuan dari negara lain. Ketiga unsur pertama sudah ada, tinggal pengakuan dari negara lain. Dapat dikatakan perjanjian Linggarjati merupakan salah satu strategi Indonesia untuk memperkokoh eksistensinya di dunia internasional dan menyatakan bahwa kemerdekaan Indonesia itu nyata adanya.Dalam bulan-bulan terakhir peperangan di Pasifik, oleh Sekutu di putuskan bahwa yang diutamakan adalah penyerbuan ke Negara Jepang. Penyerbuan itu ditugaskan kepada Jenderal Mac.Arthur, sedangkan tanggung jawab seluruh  wilayah Hindia¬Belanda, diserahkan kepada Laksamana Mounbatten, yang bertaggung jawab atas Sumatra.  Akan tetapi MacArthur berkeberatan dan minta supaya Mountbatten menunggu sarnpai Jepang menandatangani dokumen-dokumen penyerahan di Tokyo karena MacArthur khawatir satuan-satuan Jepang akar rnengadakan perlawanan sebelum Jepang resmi menyerah. Para kepala staf Inggris di London setuju dengan MaeArthur. Jepang menandatangani dokumen-dokumen penyerahan pada tanggal 2 September 1945.

MEMILIH MEDIA


Langkah-Langkah Memilih Media
Untuk jenis media rancangan (by design), beberapa macam cara  telah dikembangkan untuk memilih media.  Dalam proses pemilihan ini,  Anderson (1976) mengemukakan prosedur pemilihan media menggunakan pendekatan flowchart (diagram alur). Dalam proses tersebut ia mengemukan beberapa  langkah dalam pemilihan dan penentuan jenis penentuan media, yaitu :
  • Menentukan apakah pesan yang akan kita sampaikan melalui media termasuk  pesan pembelajaran atau hanya sekedar  informasi umum/hiburan.   Jika  hanya sekedar informasi umum akan diabaikan karena prosedur yang dikembangkan khusus untuk pemilihan media yang bersifat/untuk keperluan pembelajaran.
  • Menentukan apakah media itu dirancang untuk keperluan pembelajaran atau hanya sekedar alat bantu mengajar bagi guru  (alat peraga). Jika sekedar alat peraga,  proses juga dihentikan ( diabaikan).
  • Menentukan apakah tujuan pembelajaran lebih bersifat kognitif, afektif atau psikomotor.
  • Menentukan jenis media yang  sesuai untuk jenis tujuan yang akan dicapai, dengan mempertimbangkan kriteria lain seperti kebijakan, fasilitas yang tersedia, kemampuan produksi dan biaya.
  • Me-review kembali jenis media yang telah dipilih, apakah sudah tepat atau masih terdapat kelemahan, atau masih ada alternatif jenis media lain yang lebih tepat. Merencanakan, mengembangkan dan memproduksi media.

EVALUASI MEDIA PEMBELAJARAN


  1. A.    Latar Belakang
Dalam sebuah proses pembelajaran komponen yang turut menentukan keberhasilan sebuah proses adalah evaluasi. Melalui evaluasi orang akan mengetahui sampai sejauh mana penyampaian pembelajaran atau tujuan pendidikan atau sebuah program dapat dicapai sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Evaluasi merupakan salah satu kegiatan utama yang harus dilakukan dalam kegiatan pendidikan dan pembelajaran. Melalui Evaluasi, kita akan mengetahui perkembangan hasil belajar, intelegensi, bakat khusus, minat, hubungan social, sikap dan kepribadian siswa atau peserta didik serta keberhasilan sebuah program.

Sekilas Tentang Evaluasi Media Pembelajaran


A. Evaluasi Media Pembelajaran
Edwind Wandt dan Gerald w. Brown (1977) mengartikan evalusi sebagai suatu tindakan proses atau kegiatan yang dilaksanakan dengan maksud untuk atau suatu proses menentukan nilai dari segala sesuatu.
Media pengajaran adalah bahan, alat/media, maupun metode/teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukatif antara guru dan anak didik dapat berlangsung secara efektif dan efesien sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah dicita-citakan.
Dengan demikian, evalusi media pembelajaran adalah suatu tindakan proses atau kegiatan yang dilaksanakan dengan maksud untuk menentukan nilai dari segala media atau alat yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar.
Dalam melakukan evaluasi terhadap media pembelajaran, pertanyaan pokok yang sering muncul adalah apa yang harus dievaluasi. Ini berarti, setiap evaluator untuk melihat kembali fungsi dan prinsip penggunaan media.
Dalam melakukan evaluasi terhadap media pembelajaran, aspek psikologis perlu dipertibangkan. Sebab aspek psikologis inilah yang membuat orang memiliki gaya belajar berbeda. Menurut Michael Gardner ada tiga gaya belajar yang dimiliki manusia yakni: gaya belajar visual (belajar dengan cara melihat), gaya belajar audiotorial (belajar dengan cara mendengar) dan gaya belajar kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh).

Pentingnya Mengembangkan Media pengajaran



BAB I
PENDAHULUAN
Seiring perkembangan ilmu dan teknologi, media pembelajaran yang digunakan semakin canggih dalam proses belajar mengajar. Pentingnya mengembangkan Media merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pembelajaran. Melalui media proses belajar mengajar bisa lebih menarik dan menyenangkan (joyfull learning), misalnya siswa yang memiliki ketertarikan terhadap warna maka dapat diberikan media dengan warna yang menarik. Begitu juga dengan siswa yang senang berkreasi selalu ingin menciptakan bentuk atau objek yang diinginkan, siswa tersebut dapat diberikan media yang sesuai, seperti plastisin, media balok bangun ruang, atau diberikan media gambar lengkap dengan cat. Dengan menggunakan media berteknologi seperti halnya komputer, sangat membantu siswa dalam belajar, seperti belajar berhitung, membaca, dan memperkaya pengetahuan.