Jumat, 14 Maret 2014

mahatma gandhi


BAB I

PENDAHULUAN



1.1  Latar Belakang

Kebangkitan gerakan nasionalisme India tidak mengandung permusuhan terhadap kolonial Inggris dan tidak bersifat politik. Gerakan nasionalisme di India pada awalnya berbentuk pembaruan di bidang sosial dengan tujuan memberantas adat kolot dan usang serta memajukan pendidikan untuk meningkatkan derajat bangsa India.

 Tokoh yang terkenal dalam sejarah gerakan nasionalisme di India adalah Mahatma Gandhi. Mahatma merupakan sebuah kata dalam bahasa Sanskerta yang berasal dari maha (berarti besar) dan atma (berarti jiwa). Rabindranath Tagore disebutkan sebagai orang yang pertama kali memberikan gelar tersebut untuk Gandhi. Gandhi sendiri tidak pernah menyukai gelar itu dan mengaku sering terluka oleh hal itu. Gandhi berpendapat bahwa pembaharuan manusia akan menimbulkan perubahan keadaan politik. Cita-cita politik harus dicapai melalui pembaharuan manusia uang akan memaksa keadaan (politik) berubah menurut kehendak manusia itu.



1.2  Rumusan Masalah

Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini,yaitu

1.Siapa itu Mahatma Gandhi dan bagaimana kehidupannya?

2.Bagaimana bentuk perjuangan dan pemikiran Mahatma Gandhi dalam melawan kolonialisme di India?

3.Bagaimana akhir kehidupan Mahatma Gandhi?


1.3  Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini,antara lain

1.Untuk mengetahui perjalanan hidup Mahatma Gandhi

2.Untuk mengetahui perjuangan dan pemikiran Mahatma Gandhi dalam melawan kolonialisme di India

3.Untuk mengetahui akhir kehidupan Mahatma Gandhi



BAB II

PEMBAHASAN



1.Biografi Mahatma Gandhi

Nama : Mahatma Gandhi

Nama Lengkap : Mohandas Karamchand Gandhi

Agama : Hindu

Tempat Lahir : Porbandar, Gujarat, India

Tanggal Lahir : Sabtu, 2 Oktober 1869


Istri : Kasturba Gandhi
Anak : Harilal, Manilal, Ramdas, Devdas


Ayah : Karamchand Gandhi


Ibu : Putibai Gandhi

Mahatma Gandhi adalah satu dari banyak pemimpin India yang dikenal sebagai tokoh yang penuh dengan kedamaian. Gandhi dikenal sebagai seorang sosok yang memimpin rakyat India untuk lepas dari belenggu penjajahan Inggris dengan berasaskan kedamaian. Sebagai seorang penganut agama Hindu, Gandhi menerapkan ajaran agamanya untuk menginspirasi dunia untuk meninggalkan kekerasan, menjunjung tinggi hak asasi manusia, dan kemerdekaan.

Gandhi lahir di Porbandar, Gujarat, pada tanggal 2 Oktober 1869. Dia terlahir sebagai putra seorang politisi senior bernama Karamchand Gandhi dengan Putibai Gandhi, yang merupakan istri keempat. Gandhi hidup di sebuah komunitas Hindu bania yang terletak di daerah pesisir Gujarat. Pada bulan Mei tahun 1883, pada saat itu Gandhi berumur 13 tahun, Gandhi dijodohkan dan menikah dengan Kasturbai Makhanji yang berusia 14 tahun, sesuai dengan hukum adat dan budaya. Ketika Gandhi berumur 15 tahun, putra pertamanya lahir namun meninggal beberapa hari kemudian. Tidak lama kemudian, ayah Gandhi juga berpulang. Bersama dengan Kasturba, Gandhi memiliki 4 orang anak yaitu Harilal, Manilal, Ramdas, dan Devdas.

 Gandi bukanlah siswa yang unggul. Gandhi hanya tercatat sebagai siswa yang pandai berbahasa Inggris dan pandai memimpin. Walaupun begitu, dengan kerja keras, Gandhi lolos ujian masuk dan tercatat sebagai siswa di Samaldas College di Bhavnagar, Gujarat. Pada tahun 1888, Gandhi menempuh sekolah ilmu hukum di University College, London. Di sana, dia mempelajari hukum India dan belajar untuk menjadi pengacara di Inner Temple. Ketika hidup di London, Gandhi berusaha menepati janji kepada ibunya sebagai biksu untuk tidak mengkonsumsi daging sehingga dia menahan lapar dalam beberapa waktu sampai akhirnya dia menemukan restoran vegetarian. Setelah itu, Gandhi tergabung dalam Vegetarian Society. Dalam komunitas tersebut, Gandi mampu menarik banyak orang untuk mempelajari Budha dan Hindu. Pada tahun 1875, mereka mendirikan Theosophical Society dan Gandhi menjabat sebagai pemimpinnya. Dalam dakwahnya, Gandhi diminta membacakan Bhagavad Gita bagi para penganut baru.

Pada tahun 1891, Gandhi kembali ke India setelah mendengar kabar kematian ibunya. Selain itu, usaha Gandhi untuk menerapkan hukum di Bombay juga tidak berjalan lancar karena Gandhi merupakan sosok yang tidak pandai berbicara di depan umum. Dua tahun kemudian, Gandhi mengembangkan karir dengan berkarya di naungan Dada Abdullah & Co. di Afrika Selatan.

Gandhi tinggal di Afrika Selatan selama dua puluh satu tahun. Di Afrika Selatan Gandhi mulai mengasah ilmu politik dan keterampilan memimpin. Selain itu, Gandhi juga belajar toleransi. Pada saat itu, Gandhi adalah seorang pengacara yang perusahaannya dipimpin oleh jutawan Muslim berkebangsaan India. Walaupun Gandhi pada saat itu hak para penganut Hindu tidak setara, Gandhi belajar untuk berlapang dada atas nama bangsa. Selain itu, Gandhi banyak mendapatkan perlakuan buruk rasisme di sana. Kehidupan di Afrika Selatan mengajari Gandhi banyak hal mengenai diskriminasi. Gandhi percaya bahwa dia mampu membangun jembatan penghubung bagi masyarakat yang berbeda sejarah dan juga agama. Keyakinan itu dia bawa sampai ketika dia kembali ke India. 

Selain India, Gandhi juga berperan penting dalam perjuangan HAM di Afrika Selatan. Pada tahun 1894 Gandhi membantu Natal Indian Congress untuk menyatukan suara politik yang membuat Gandhi diserang pada tahun 1897 oleh para demonstran berkulit putih. Kemudian, pada tahun 11 September 196, Gandhi menggelar demonstrasi Satyagraha (devotion to the truth) dimana gandhi memprakarsai demonstrasi tanpa kekerasan. Semenjak itu, konsep Satyagraha dikenal luas dan banyak diadopsi oleh banyak bangsa.

Setelah berhasil memprakarsai perjuangan HAM di Afrika Selatan, Gandhi kembali ke Indian pada tahun 1915. Dikenal sebagai seorang nasionalis, teoris, dan organizer, Gandhi bergabung dengan Indian National Congress. Di sana dia bertemu dengan Gopal Krishna Gokhale yang banyak menginspirasi pemikiran Gandhi. Pada tahun 1920, Gandhi mulai mengambil alih kepemimpinan Indian National Congress, dan berhasil mengantarkan India pada kemerdekaan mereka, sepuluh tahun kemudian, pada tanggal 26 Januari 1930. Walaupun begitu, Inggris masih memiliki kuasa dalam pemerintahan India.




Pada akhir 1930, pemerintahan Gandhi menarik dukungan politis ketika pemerintahan Viceroy mendeklarasikan perang terhadap Jerman tanpa persetujuan pemerintahan India. Pemerintaan Gandhi mendesak Inggris untuk memberikan kemerdekaan mutlak bagi India. Desakan itu berdampak pada pemenjaraan Gandhi dan para cendekia India lainnya. Pada saat yang bersamaan, Muslim League yang bersekutu dengan pemerintahan Inggris menginginkan wilayah terpisah atas kaum Hindu. Pada Agustus 1947, Inggris membagi India untuk kaum Hindu dan Pakistan untuk kaum Islam. Sejak saat itu, Pakistan menginginkan kemerdekaan mutlak bagi mereka namun Gandhi tidak menyetujui.

Pemisahan wilayah antara kaum Hindu dan Islam membuat banyak peristiwa mengerikan dalam sejarah India. Peristiwa yang sampai sekarang masih sering terjadi adalah kejahatan genosida dan perang antar kedua agama tersebut dan kaum Kristiani. Pada tanggal 16 Agustus 1946, Gandhi mendatangi wilayah tersebut untuk menghentikan peperangan antar ras tersebut. Pada tanggal 14-15 Agustus 1947, kemerdekaan India diproklamasikan.

Selain kemerdekaan India, Gandhi banyak berperan dalam beberapa peristiwa penting dunia pada masa itu. Gandhi dikenal sebagai seorang pejuang bagi hak asasi wanita dengan menentang pernikahan dini dan mengikutsertakan perempuan dalam kampanye pajak garam yang meningkatkan jati diri perempuan India pada masa itu.
















2.Bentuk Perjuangan dan Pemikiran Mahatma Gandhi 

Gandhi telah mulai merintis perjuangannya sejak berada di Afrika Selatan. Pada tahun 1893 dimana dia melihat adanya perlakuan diskriminasi yang dilakukan oleh pemerintah setempat terhadap masyarakat India, serta masyarakat kulit hitam di sana untuk melakukan tindakan non-kooperasi terhadap pemerintah / penguasa Afrika Selatan. 

Gandhi menemukan penindasan tidak hanya pada mereka yang membangkang, namun juga pada yang luka-luka dan meregang nyawa. Dalam catatan hariannya, Gandhi menulis, "Saat itu tak ada orang Eropa yang bersedia membantu membalut luka mereka...Kami harus membersihkan luka-luka orang Zulu yang tidak dirawat setidaknya setelah lima atau enam hari yang lalu, karena itu luka-lukanya membusuk dan sangat menakutkan. Kami menyukai pekerjaan kami."Situasi itu menjadi peletup kesadaran Gandhi bahwa kekerasan tak bisa diselesaikan dengan kekerasan. Bila mata dibalas dengan mata, semua manusia akan gelap mata. Kesadaran lain yang muncul saat itu adalah bahwa ia harus memberikan pelayanan terhadap semua manusia dengan segenap jiwa raganya.

Kesadaran ini diwujudkan dalam prinsip perjuangan,antara lain Bramkhacharya (mengendalikan hasrat seksual), Satyagraha (kekuatan kebenaran dan cinta), Swadeshi (memenuhi kebutuhan sendiri) dan Ahimsa (tanpa kekerasan terhadap semua makhluk). Setelah itu, Gandhi terus-menerus melakukan perlawanan kesewenang-wenangan dengan gerakan tanpa kekerasan. Misalnya, Gandhi menolak aturan diskriminatif dengan mogok makan, berjalan kaki bermil-mil, membuat garam sendiri ketika semua rakyat harus membeli garam dari pemerintah Inggris, dan sebagainya.Bagi Gandhi, hasrat merupakan sumber dari kejahatan dan cenderung mementingkan diri sendiri, yaitu nafsu, amarah, dan agresi. Hasrat  dapat ditaklukkan melalui penolakan terhadap adanya pamrih yang selalu mengikuti perbuatan, untuk itulah ia bertekad menjalani prinsip Bramkhacharya. Ketiadaan pamrih dapat dilakukan bila jiwa terikat pada prinsip Kebenaran Ilahiah. Inilah prinsip Satyagraha, yaitu kepercayaan bahwa jiwa dapat diselamatkan dari kejahatan dunia, dan juga dapat memberikan pertolongan, sejauh jiwa itu senantiasa berada dalam pencariannya terhadap Tuhan melalui kebenaran dan hanya kebenaran.Swadeshi dapat diartikan dalam beberapa arti yang bermacam-macacm oleh kaum politik India itu sendiri. Ada yang mengartikan sebagai suatu boikot tak mau membeli barang-barang buatan Inggris, yakni sebagi suatu taktik pejuangan menyerang.Ada pula yang mengartikan sebagai hanya sebagai usaha positif memajukan kerajinan sendiri, pertukangan sendiri, industrialisme sendiri. Ada yang memandangnya sebagai suatu senjata politik, dan ada pula yang memandangnya sebagai suatu usaha ekonomi yang bersangkutan dengan politik sama sekali.Sementara itu, Ahimsa adalah kekuatan cinta, suatu penghormatan pada semua bentuk kehidupan. Ini adalah ajaran yang dimiliki semua agama, yaitu manusia memiliki kewajiban menghindari kejahatan dengan melakukan perbuatan-perbuatan baik di dunia. Tentang Ahimsa Gandhi menyatakan, "Ahimsa...bukan sekadar tingkatan tidak melakukan penyerangan secara negatif tetapi...tingkatan cinta yang positif, berbuat baik bahkan kepada pelaku kejahatan".  Ajaran Gandhi ini didasarkan pada beberapa asumsi. Pertama, kemerdekaan dan kesejahteraan hanya dapat dimulai dari kemandirian individu. Maka masing-masing individu-individu harus mampu menyalurkan hasrat negatifnya pada tindakan-tindakan positif.Kedua, Gandhi meyakini bahwa perkembangan dan kemajuan akan diperoleh tidak melalui konsesi-konsesi dan reformasi-reformasi konstitusional, tetapi melalui perjuangan yang dilakukan oleh rakyat sendiri secara bersama. Untuk dapat membangkitkan kebersamaan itu dibutuhkan kekuatan cinta dan kerelaan untuk mengalami penderitaan rakyat.

Cinta dan penderitaan sesama inilah yang dapat merekatkan perbedaan identitas dalam relasi saling ketergantungan yang dapat menghentikan konflik.Melalui ajarannya itu, sejak tahun 1906, Gandhi terus-menerus berjuang melawan penjajahan dengan cinta dan solidaritas. Sejak tahun itu, Gandhi menyerukan kepada seluruh rakyat India untuk membuat beberapa bentuk kerajinan tangan sehingga tak ada lagi yang akan menjadi beban masyarakat. Gandhi berseru kepada rakyat India untuk menemukan kembali hubungan yang murni dan orisinil antara manusia dengan alam, karena dia yakin bahwa perceraian dengan alam adalah sumber dari segala penyakit.Gandhi berseru agar rakyat mendidik dirinya mengenai dasar-dasar kesehatan dan lingkungan yang sehat, supaya bisa mencegah dan menghentikan bibit-bibit penyakit. Gandhi berseru agar melakukan berbagai aktivitas semacam pemeliharaan hutan dan memelihara lebah, membuat barang pecah belah dan kertas, sehingga tak ada seorang pun yang tidak mempunyai makanan, peralatan atau buku.Gandhi berseru untuk mengembangkan pendidikan dasar melalui program kerja dan belajar di sekolah, sehingga anak-anak tumbuh dengan mengetahui cara membaca, menulis dan bagaimana bekerja dengan tenaga fisik. Gandhi menyerukan kepada rakyat berpartisipasi dalam majelis-majelis desa dan dengan cara ini rakyat dapat belajar memecahkan masalahnya sendiri.Gandhi dengan ajaran anti kekerasan (ahimsa) yang dilakukan untuk kemerdekaan India telah memberi inspirasi kepada seluruh dunia. Dengan ajaran-ajarannya tersebut, hidup sederhana pun ia jalani. Dengan ahimsa perlawanannya cukup memberikan kekuatan kepada rakyat untuk turut serta melawan kekerasan. Ahimsa adalah perjuangan dengan kekuatan cinta dan kasih sayang.

Perjuangan untuk tidak menyakiti baik fisik maupun pikiran sehingga Ahimsa bukan semata-mata menyakiti secara fisik. Melainkan perjuangan untuk melawan suatu ketidakbenaran. Ajaran Ahimsa yang dianut oleh Gandhi merupakan bentuk representasi dari pengalaman yang diterimanya dalam lingkungan keluarganya, karena sebagaimana yang telah diketahui bahwa Gandhi berasal dari keluarga yang religius yang menghargai nilai-nilai kemanusiaan dan rasa cinta kasih terhadap sesama.Ajaran selanjutnya dari Gandhi adalah Swadesi atau berusaha untuk mandiri dengan mencukupi kebutuhan diri sendiri. Ini tidak serta merta dilakukan begitu saja, namun harus dibangun sistem untuk menciptakan kekuatan baik pada diri maupun kepada rakyat. Misalnya membangun perekonomian yang menghidupkan kekuatan masyarakat sehingga menghilangkan ketergantungan pada pihak asing. Pendidikan juga memiliki peran penting dalam mewujudkan kemandirian ini, karena disinilah karakter masyarakat dibentuk untuk melakukan pengendalian diri. Ajaran ini merupakan bentuk kekhawatiran Gandhi terhadap masuknya produk-produk asing ke India sehingga masyarakat India semakin konsumtif untuk itulah kemudian dia mengajak rakyat India agar mau untuk memproduksi barang-barangnya sendiri tanpa harus bergantung terhadap produk asing.










3.Akhir Kehidupan Mahatma Gandhi

Pada tanggal 30 Januari 1948, pemimpin politik dan spiritual gerakan kemerdekaan India, Mohandas Karamchand Gandhi (Mahatma Gandhi), menjadi korban pembunuhan. Gandhi tewas ditembak di New Delhi oleh seorang pengikut nasionalis Hindu garis keras.
Gandhi ditembak dari jarak dekat saat berjalan menuju panggung untuk menghadiri suatu acara doa bersama. Pembunuhnya adalah Nathuram Godse, simpatisan kelompok ekstrem Hindu Mahasabha.
Godse rupanya tidak senang dengan sikap moderat Gandhi, yang mendukung berpisahnya Pakistan dari India sekaligus memperjuangkan doktrin anti kekerasan. Bersama dengan seorang rekannya yang bersekongkol, Godse akhirnya diadili dan dihukum mati pada tahun 1949. 

     Rakyat India merasa terpukul atas kematian Gandhi. "Pemimpin kita yang tercinta, Bapu, demikian kita memanggilnya, bapak bangsa ini telah tiada," demikian pengumuman Jawaharlal Nehru, perdana menteri pertama India, seperti dikutip Jagdishchandra Jain dalam buku "Gandhi, The Forgotten Mahatma."
Lautan massa di New Delhi menyaksikan proses kremasi Gandhi di New Delhi pada 6 Februari 1948. Abunya lalu disimpan di sejumlah guci untuk disebar ke beberapa tempat khusus.







BAB III

PENUTUP


Kesimpulan

Mohandas Karamchand Gandhi (Mahatma Gandhi) lahir di Porbandar , Gujarat , India , 2 Oktober 1869 dan wafat di New Delhi, India , 30 Januari 1948 pada umur 78 tahun. Beliau adalah seorang pemimpin spiritual dan politikus dari India yang sangat berpengaruh. Ajarannya menekankan pada perjuangan kemerdekaan harkat hidup manusia dan pemberontakan tanpa menggunakan kekerasan.
Ajaran Gandhi yang pertama adalah Ahimsa. Kata Ahimsa berasal dari bahasa sansekerta yang berarti tanpa kekerasan. Maksudnya adalah kegiatan melawan atas ketidakadilan dengan tanpa kekerasan atau tindakan damai. Paham ini disarankan Gandhi kepada rakyat India dalam melawan kolonial Kerajaan Inggris. Gandhi percaya bahwa perjuangan dengan hanya kekerasan hanya akan menghasilkan korban berjatuhan lebih banyak dari pihak rakyat India. Hal ini menilik persenjataan militer dan kekuatan kerajaan Inggris yang sangat kuat di India sebagai negeri jajahan yang sangat menguntungkan. Namun perjuangan tanpa kekerasan ini bukan berarti hanya diam berpangku tangan, rakyat India harus menggunakan strategi baik itu melalui jalur resmi seperti kongres dan diplomasi-diplomasi politik. Ajaran Gandhi ini tidak hanya berpengaruh di India. Di Amerika oleh Martin Luther King dan Afrika Selatan yakni Nelson Mandela perlawan tanpa kekerasan ini juga menghasilkan buah yang manis.
Ajaran Gandhi yang kedua adalah Swadeshi atau cinta produk negeri sendiri. Hal ini dimaksudkan oleh Gandhi agar rakyat India dapat hidup mandiri dan berdiri di atas kaki sendiri. India merupakan bangsa dengan jumlah penduduk terbesar kedua di dunia, sudah barang tentu sumber daya manusia juga melimpah. Baik dalam sisi industri atau manufaktur, India memiliki kekuatan yang memadai untuk mandiri. Selain itu, hal ini juga dimaksudkan untuk rakyat India tidak menggunakan produk impor khususnya hasil industri Inggris. Dengan cara ini, lama-kelamaan barang industri Inggris akan tidak laku di India, sebaliknya industri lokal india sendiri semakin maju.

Terakhir yang akan dibahas di sini adalah Hartal. Hartal sendiri memiliki makna mogok atau boykot. Sadar akan kekuatan buruh yang besar di India, Mahatma Gandhi menyerukan mogok kerja bagi buru-buruh pabrik yang dimiliki Inggris jika terjadi kesewenang-wenangan dari pihak majikan. Langkah ini dinilai Gandhi cukup efektif untuk memberikan shock therapy bagi bangsapenajajah. Ketika para buruh mogok, maka produksi akanterhenti dan kerugiantertumpu pada pihak pengusaha. Lebih jauh lagi,bargaining power rakyat India menjadi terangkat dengan persatuan rakyat India dalam melakukan suatu tindakan.
















DAFTAR PUSTAKA

 http://budhisantoso97.blogdetik.com/tag/pemikiran-mahatma-gandhi/, 21 Mei 2009
 http://www.id.wikipedia.org, 22 Mei 2009.
 Ghandi, Mahatma. 1988. All Men are Brothers. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Masukan komentar anda