Kata Pengantar
Alhamdulillah
puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT yang masih memberikan nafas
kehidupan, sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “Pendidikan Kewarganegaraan” ini dengan
tepat waktu.
Tidak
lupa shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
merupakan inspirator terbesar dalam keteladanannya. Hal yang paling mendasar
yang mendorong kami menyusun makalah ini adalah tugas dari mata kuliah
Pendidikan IPS untuk memenuhi nilai yang
memenuhi syarat perkuliahan.
Pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak hingga kepada ibu Dra.
Sri Kartika selaku dosen pengasuh mata kuliah Pendidikan IPS, serta semua pihak
yang telah membantu sehingga makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik.
Tak
ada gading yang tak retak, seperti kata pepatah yang artinya tidak ada yang
sempurna, begitu pula dengan makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Maka
kritik dan saran pembaca sangat diharapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca.
Wassalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakaatuh
Inderalaya,
oktober 2012
Penulis
Pendahuluan
Perjalanan panjang sejarah Bangsa
Indonesia sejak era sebelum dan selama penjajahan ,dilanjutkan era merebut dan
mempertahankan kemerdekaan sampai dengan mengisi kemerdekaan,menimbulkan
kondisi dan tuntutan yang berbeda-beda sesuai dengan zamannya.
Kondisi dan tuntutan yang berbeda-beda
diharap bangsa Indonesia berdasarkan kesamaan nilai-nilai kejuangan bangsa yang
dilandasi jiwa,tekad dan semangat kebangsaan. Semangat perjuangan bangsa yang
tidak mengenal menyerah harus dimiliki oleh setiap warga negara Republik
Indonesia. Semangat perjuangan bangsa mengalami pasang surut sesuai dinamika
perjalanan kehidupan yang disebabkan antara lain pengaruh globalisasi yang
ditandai dengan pesatnya perkembangan IPTEK, khususnya di bidang informasi, Komunikasi
dan Transportasi, sehingga dunia menjadi transparan yang seolah-olah menjadi
kampung sedunia tanpa mengenal batas negara.
Kondisi yang demikian menciptakan struktur
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara Indonesia serta mempengaruhi
pola pikir, sikap dan tindakan masyarakat Indonesia.Semangat perjuangan bangsa
indonesia dalam mengisi kemerdekaan dan menghadapi globalisasi. Warga negara
Indonesia perlu memiliki wawasan dan kesadaran bernegara,sikap dan perilaku,
cinta tanah air serta mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa dalam rangka
bela negara demi utuh dan tegaknya NKRI.
Pengertian
PKn
Menurut Pasha (2002:12) pengertian
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan materi yang menyangkut pemahaman tentang
persatuan dan kesatuan, kesadarn warga negara dalam bernegara, hak dan
kewajiban warga negara dalam berbangsa dan bernegara, serta pendidikan bela
negara.
Berbeda dengan pendapat di atas,
Soemantri dalam Tim ICCE UIN Jakarta (2001:8) mengenai Pendidikan
Kewarganegaraan sebagai kegiatan yang meliputi seluruh program sekolah yang
meliputi berbagai macam kegiaan mengajar masyarakat yang demokratis. Sedangkan
menurut Civitas Internasional dalam Tim ICCE UIN Jakarta (2001:8) bahwa
Pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan yang mencakup pemahaman dasar
tentang tentang cara kerja demokrasi dan lembaga-lembaganya, tentang Rule of Low, HAM, penguatan keterampilan
partisipatif yang demokratis, pengembangan budaya demokrasi dan perdamaian.
Dikemukakan oleh Puskur dalam depdiknas
(2003:2) bahwa Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia dan
suku bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil dan
berkarakter yang diamanatkan Pancasila dan UUD 1945.
Tujuan Pendidikan
Kewarganegaraan
Tujuan
Pkn berorientasi pada pengembangan kemampuan/ kompetensi peserta didik yang
disesuaikan dengan tingkat perkembangan kejiwaan dan intelektual, emosional,
dan solusinya. Secara rinci, mata pelajaran PKn bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Berpikir
secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.
2. Berpartisipasi
secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan
masyarakat, berbangsa dan bernegara anti korupsi.
3. Berkembangan
secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa
lainnya.
4. Berinteraksi
dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Konsep Teori Pendidikan
Kewarganegaraan
Pendidikan
Kewarganegaraan yang memiliki ciri pendekatan interdisipliner berlandaskan pada
teori-teori disiplin ilmu-ilmu sosial, yang secara struktural bertumpu pada
disiplin ilmu politik.
Melalui
proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada dasarnya akan terbentuk
perilaku warga negara sebagaimana dengan teori-teori berikut:
1. Teori
Emile Durkheim
Emile Durkheim, seperti para ilmu yang lainnya,
mengemukakan pengaruh kelompok dan kekuatan masyarakat terhadap apa yang selalu
dipandang sebagai kekuatan tindakan pribadi.
Beberapa teori Durkheim yang terkenal tentang
kehidupan masyarakat sebagai berikut:
a. Teori
Anomi
Teori
ini merupakan sebuah kondisi manusiawi yang ditandai oleh ketiadaan peraturan
sosial, yang sekaligus sebagai pandangan bentuk kemanusiaan yang asosial,
non-rasional dan tak berbentuk. Anomi juga merupakan penemuan konseptual yang
paling khas dari Durkheim dalam teori sosialnya.
b. Teori
Konsensus
Teori
ini menyatakan bahwa fakta-fakta sosial tidak dapat direduksi ke taraf
kenyataan yang lebih rendah seperti yang dipelajari dala biologi dan psikologi
khususnya individu. Ia berasumsi bahwa masyarakat sebagai sebuah kenyataan
organis yang independen memiliki hukum-hukumnya sendiri, perkembangan dan
hidupnya sendiri.
c. Teori
Solidaritas atau kesadaran kolektif
Durkheim
mengemukakan dalam bukunya Division of
Labor in society bahwa pertumbuhan dalam pembagian kerja meningkatkan
struktur sosial dari sosidaritas mekamik ke solidaritas organik.
2. Teori-teori
Thomas Hobbes
Hobbes sangat populer karena kritikan dan kesalahan
yang dituduhkan kepadanya oleh ilmuan sosial yang satu generasi dan generasi
setelahnya, terutama mengenai pemikiran filsafat poltik, analisis moralitas,
dan faham ‘ateis’-nya, namun karya-karyanya banyak dibaca secara luas khusunya
di Inggris dan Eropa umumnya.
Beberapa teori Hobbes yang terkenal tentang
kehidupan sosial dan warga negara sebagai berikut:
a. Teori
Kontrak Sosial
Teori
ini bertolak dari asumsi mengingat individu cenderung mencari perdamaian bagi
kelangsungan dirinya dan karena akal menetapkan bahwa kehidupan yang teratur
tidaklah memungkinkan selama masih berlangsungnya keadaan alamiah.
Menurut
ajarannya , manusia tidak dapat dipercaya dalam memegang perjanjiannya tanpa
adanya kekuatan eksternal.
b. Teori
Kedaulatan
Teori
ini menyatakan bahwa pihak yang menyerahkan kekuasannya kepada seseorang di
mana seseorang tersebut bisa menjadi penguasa. Penguasa terlepas dari kritik
dan kebijakannya yang bebas dari debat publik, steril, dari sensor terhadap
semua pendapat dan doktrin yang diserahkan kepadanya. Sebagaimana dinyatakan
Hobbes (1651):
Kekuasaan
tidak bisa dipindahkan kepada orang lain tanpa persetujuannya. Ia tidak bisa
kehilangan kekuasaannya. Ia tidak bisadituduh melakukan penganiayaan oleh
bawahan-bawahannya... Ia adalah orang yang memutuskan apa yang perlu diakatakan
untuk perdamaian. Ia adalah satu-satunya legalisator dan hakim perselisihan
yang tertinggi, dan hakim pada masa perang dan damai. (Pherson,
1968;26)
c. Teori
Indiviualisme
Teori
ini menyatakan bahwa pihak yang menyerahkan kekuasaanya kepada seseorang di mana
seorang tersebut bisa menjadi penguasa.
3. Teori-teori
John Locke
Teori-teori Locke yang terkenal tentang kehidupan
sosial dan kewarganegaraan sebagai berikut:
a. Teori
Kekuasaan Negara yang Terbatas
Bila
menurut Hobbes pemerintah tidak meiliki kewajiban kepada rakyat karena tidak
pernah membuat kontrak dengan rakyat, hal ini muncul lebih merupakan sebagai
hasil sampingan kesepakatan di antara rakyatnya.
Meskipun
manusia mempunyai kebebasan dan kemerdekaan dalam keadaaan alamiah, berbagai
kekurangan atau kondisi adanya masalah serius dalam sistem sosial mendorong
manusia untuk bersatu dalam mayarakat politik.
b. Teori
liberalisme Modern
Locke
memang pendiri pandangan liberal modern mengenai hak individu manusia. Ia memberi
pandagan tentang hak alamiah di mana setiap orang, karena hukum alam, berhak
atas kehidupan, kebebasan serta hak milik agar dapat bertahan hidup dan
berkembang.
Lockedan
membedakan antara politik dan keluarga yang diibaratkan antara orang dewasa dan
kanak-kanak. Dikemukakan bahwa all men by Nature adalah setara (equal), bebas
(free) dan rasional.
4. Teori-teori
Jean-Jacques Rousseau
Rousseau adalah seorang tokoh aliran romantisme,
yakni gerakan pemikiran sebagai pemberontakan terhadap zaman rasionalisme yang
menentang standar moral dan estetik yang sudah dierima.
Beberapa teori Rousseau antara lain adalah:
a. Teori
Kontrak Sosial
Rousseau
dalam teorinya yang ditulis dalam Du
Contract Social (1762) mengemukakan bahwa “manusia terlahir bebas, dan di
mana-mana ia mengenakan rantai.” Bagi Rousseau manusia terlahir bebas dan
masyarakat sipil adalah suatu kebutuhan, serta persetujuan adalah satu-satunya
dasar yang absah bagi kekuasaan politik.
b. Teori
Romantisisme
Dalam tulisannya yang berjudul On the origin and foundation of inequality
among man, second discourse (1754). Rousseau berekpekulasi tentang
asal-usul masyarakat dan kebangkitan pemerintahan yang pesimistik.
Demikianlah
beberapa teori ilmu-ilmu sosial yang telah dikemukakan oleh para pelopornya
yang banyak mempengaruhi perilaku kewarganegaraan. Teori-teori tersebut telah
menjadi landasan berpikir bagi warga negara dalam berbagai aktivitas
kemasyarakatan dan kewarganegaraan.
Aspek isi mata pelajaran PKn
Ruang
Lingkup PKn meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
1. Persatuan
dan kesatuan bangsa.
2. Norma,
hukum dan peraturan.
3. Hak
Asasi Manusia.
4. Kebutuhan
warga negara.
5. Konstitusi
negara.
6. Kekuasaan
dan politik.
7. Pancasila.
8. Globalisasi.
Pendekatan PKn
Turner
dkk (1990) mengiduntifikasi pendekatan pembelajaran PKn sebagai berikut:
1.
Pendekatan
sumber belajar audiovisual
Bahan-bahan
materi pembelajaran berupa audiovisual meliputi berbagai ragam film, slide,
video, video camera, DVD, dll.
2.
Pendekatan
studi kasus
Menyajikan
kejadian siuasi konflik atau dilema. Siswa menganalisis masalah berdasarkan
fakta kasus untuk menghasilkan keputusan menurut langkah-langkah secara
bertahap serta mempertimbangkan konsekuensi dari keputusan yang diambil
tersebut.
3.
Pendekatan
narasumber masyarakat
Setiap
komunitas masyarakat memiliki narasumber yang dapat dihadirkan di kelas untuk
berbagi pengetahuan/informasi yang terkait dengan politik, ekonomi, hukum, atau
masalah-masalah internasional.
Nara
sumber dapat dihadirkan di kelas adalah juru kampanye, calon pemimpin, pejabat
yang bekerja pada intuisi pemerintahan, polisi, guru besar ilmu politik atau
ekonomi, pimpinan perusahaan dan lain-lain.
4.
Pendekatan
cooperative learning
Untuk
mendorong siswa bekerja sama dalam sebuah tim dengan tujuan yang telah
disepakati.
5.
Pendekatan
debat
Debat
merupakan cara pengungkapan atau pembahasan atau pertukaran pendapat mengenai
sesuatu hal dengan saling memberi argumen untuk mempertahankan argumen
masing-masing yang telah berlangsung selama berabad-abad. Ini merupakan cara
klasik guru untuk mendorong siswa agar memiliki kemampuan berargumen sesuai
dengan posisinya.
6.
Pendekatan
pemungutan suara, wawancara dan survei
Pemungutan
suara, wawancar dan survei merupakan pendekatan pembelajaran yang mendorong
siswa untuk mengumpulakan data primerdan informasi dari tangan pertama tentang
pandangan atau pendapat kelompok masyarakat.
7.
Pendekatan
pengadilan tiruan
Merupakan
simulasi proses peradilan yang diperankan oleh siswa. Melalui langkah-langkah
yang harus ditempuh dalam proses peradilan yang dimulai oleh proses penuntuan
oleh jaksa proses pembelaan oleh pengacara dan seterusnya.
Pendekatan
pengadilan tiruan merupakan pendekatan yang bermanfaat karena dapat membantu
siswa mengembangan pertanyaan, berpikir kritis, dan keterampilan erkomunikasi
dengan benar.
8.
Pendekatan
bermain peran dan simulasi
Pendekatan
yang memfasilitasi siswa berperan dalam melakukan tindakan perbuatan atau
perilaku orang yang dipersepsikan orang lain itu berbicara dan melakukan sesuai
dengan peran dan situasinya.
9.
Pendekatan
menulis surat kepada pejabat publik
Bagi
siswa
Hambatan
Objek
kajian PKn sebagai landasan berpikir dalam konteks ke-Indonesiaan, meliputi:
1. Nusantara
Indonesia.
2. Manusia
sebagai pribadi.
3. Kekayaan
indonesia.
4. Kesadaran
manusia Indonesia atas ke-Indonesiaannya.
5. Jati
diri sebagai bangsa Indonesia.
Persoalan-persoalan
PKn bila dikaitkan dengan praktik dan perilaku kehidupan masyarakat dan bangsa
Indonesia akhir-akhir ini masih jauh dari harapan. Bahkan masih jauh dari
tujuan dan cita-cita bangsa sebagai mana yang telah digariskan dalam pembukaan UUD
1945.
Yang
menjadi titik kelemahan sebagai berikut antara lain:
1. Landasan-landasan
tidak lengkap
2. Organisasi
kurikulum belum memadai
3. Lemahnya
kualitas buku
4. Lemahnya
metodologi
5. Kelemahan
kompentensi guru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Masukan komentar anda