Ekonomi berasal dari bahasa Yunani, “Oikos” yaitu “Rumah
tangga” dan “Nomos” yang berarti “aturan”. Jadi ekonomi berarti aturan
rumah tangga. Rumah tangga yang dimaksud adalah rumah tangga dalam arti luas,
yaitu setiap bentuk kerjasama manusia untuk mencapai kemakmuran atas dasar
prinsip ekonomi.
Misalnya: rumah tangga konsumen, rumah tangga produsen, dan
rumah tangga pemerintah. Ketiga rumah tangga ini disebut Pelaku
Ekonomi. Ekonomi merupakan salah satu ilmu
sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi,
distribusi, pertukaran dan konsumsi barang dan jasa. Karena ekonomi adalah setiap bentuk kerjasama untuk mencapai
kemakmuran, maka ilmu ekonomi berarti ilmu yang mempelajari tingkah laku
manusia dalam memenuhi kebutuhannya untuk mencapai kemakmuran. Kemakmuran
dimaksudkan sebagai kemampuan manusia untuk memenuhi kebutuhannya dengan
sebaik-baiknya melalui alat pemuas kebutuhan yang ada. Dengan kata lain seorang
yang makmur adalah seorang yang relatif seluruh kebutuhannya telah terpenuhi
(kebutuhan = alat pemuas kebutuhan). Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom
adalah orang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja.
lmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari upaya-upaya untuk memenuhi kebutuhan
guna mencapai kemakmuran. Ilmu ekonomi timbul karena masalah pemilihan (problem
of choice), dimana kebutuhan manusia tidak terbatas, sedangkan terjadi
kelangkaan sumber daya.
Pembagian Ilmu Ekonomi
Berdasarkan kajian-kajianya, ilmu
ekonomi dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
- Ilmu Ekonomi Teori, yaitu ilmu ekonomi yang kajianya tentang penyelidikan masalah-masalah ekonomi, menganalisa dan membuat suatu kesimpulan ekonomi.
- Ilmu Ekonomi Terapan, yaitu ilmu ekonomi yang kajianya tentang penerapan/mempraktekan segala sesuatu yang telah disimpulkan oleh ilmu ekonomi teori.
- Ilmu Ekonomi Gambaran, yaitu ilmu ekonomi yang kajianya tentang pemberian/penyampaian data-data ekonomi yang akurat.
Pada dasarnya ada 3 persoalan dasar
eknomi yaitu :
- Barang apa yang di produksi dan berapa banyak (What) ?
- Bagaimana cara memproduksi (How) ?
- Untuk siapa barang-barang tersebut (For whom) ?
Adapun dalam masalah produksi
dapat berkaitan dengan :
- Place Utility (kegunaan tempat)
- Time Utility (kegunaan waktu)
- Form Utility (kegunaan bentuk)
- Ownership Utility (kegunaan milik)
- Element Utility (kegunaan dasar)
- Service Utility (kegunaan pelayanan)
Manusia sebagai makhluk Sosial dan
Makhluk Ekonomi
Manusia sebagai makhluk sosial dan
makhluk ekonomi pada dasarnya selalu menghadapi masalah ekonomi. Inti dari
masalah ekonomi yang dihadapi manusia adalah kenyataan bahwa kebutuhan manusia
jumlahnya tidak terbatas, sedangkan alat pemuas kebutuhan manusia
jumlahnya terbatas. Beberapa faktor yang mempengaruhi sehingga jumlah kebutuhan
seseorang berbeda dengan jumlah kebutuhan orang lain:
-
Faktor Ekonomi -
Faktor Fisik
-
Faktor Pendidikan -
Faktor lingkungan, social dan budaya
PERKEMBANGAN EKONOMI
Situasi perekonomian Indonesia
memburuk sejak awal 1998 hingga memasuki triwulan kedua. Depresiasi rupiah yang
besar disertai kekeringan yang parah telah mengakibatkan inflasi yang tinggi
selama lima
bulan pertama tahun 1998. Selain itu kondisi keuangan sistem perbankan makin merosot
seiring dengan makin dalamnya krisis ekonomi. Tekanan pada nilai tukar dan
cadangan devisa juga semakin berat dengan tidak diakuinya kredit perdagangan
dan kredit lainnya dari perbankan Indonesia oleh bank-bank asing.
Untuk mengatasi masalah-masalah ini Kabinet Reformasi Pembangunan
memprioritaskan upaya pengadaan sembilan bahan pokok dan upaya menggerakkan
roda perekonomian nasional. Perkembangan ekonomi dalam negeri akan diuraikan
lebih lanjut setelah pembahasan perkembangan ekonomi internasional pada bagian
awal.
3. Fungsi/Tujuan
1. Prinsip Ekonomi
Prinsip
ekonomi adalah dasar berpikir yang digunakan manusia dalam melakukan kegiatan ekonomi
Dasar berpikir dalam prinsip ekonomi
adalah:
* Dengan pengorbanan tertentu diperoleh kepuasan sebesar-besarnya atau
* Dengan pengorbanan sekecil-kecilnya demi mendapatkan kepuasan tertentu
Misalnya Anda mempunyai perusahaan yang memproduksi sepatu. Sebelum sepatu dibuat, Anda menghitung berapa kira-kira biaya untuk memproduksi sepatu dan berapa harga jual sepatu itu. Jika Anda menerapkan prinsip ekonomi, maka Anda berusaha untuk menekan biaya pembuatan sepatu sekecil-kecilnya untuk mendapatkan laba atau keuntungan tertentu, sesuai harapan ayah.
* Dengan pengorbanan sekecil-kecilnya demi mendapatkan kepuasan tertentu
Misalnya Anda mempunyai perusahaan yang memproduksi sepatu. Sebelum sepatu dibuat, Anda menghitung berapa kira-kira biaya untuk memproduksi sepatu dan berapa harga jual sepatu itu. Jika Anda menerapkan prinsip ekonomi, maka Anda berusaha untuk menekan biaya pembuatan sepatu sekecil-kecilnya untuk mendapatkan laba atau keuntungan tertentu, sesuai harapan ayah.
2. Tindakan Ekonomi
Tndakan ekonomi Adalah
segala tindakan manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya selalu
berpegang pada prinsip ekonomi senantiasa hidup hemat dan menyusun skala
prioritas.
Tindakan ekonomi terdiri atas tiga
kegiatan pokok ekonomi, yaitu
(1) kegiatan produksi,
(2) kegiatan konsumsi, dan
(3) kegiatan distribusi.
3. Motif Ekonomi
Motif berasal dari
bahasa Inggris, motive, yang berarti dorongan. Secara sederhana, dorongan atau
alasan yang membuat orang mau melakukan tindakan ekonomi disebut motif ekonomi.
Lebih jelasnya, yang dimaksud motif ekonomi adalah suatu kekuatan yang
mendorong orang untuk melakukan tindakan / kegiatan ekonomi.
Secara garis besar, motif ekonomi yang
mendorong seseorang mau melakukan tindakan ekonomi karena seseorang itu ingin:
1. mendapat laba / keuntungan.
2. mendapat kepuasan atau kenikmatan
sebesar-besarnya
4. Konsep /Teori
Banyak teori yang dipelajari dalam ilmu
ekonomi diantaranya adalah teori pasar bebas,
Teori lingkaran ekonomi, Teori
merkantilisme, dan sebagainya.
1.
Teori Pasar bebas adalah pasar ideal, di mana
seluruh keputusan ekonomi dan aksi oleh individu yang berhubungan dengan uang,
barang, dan jasa adalah sukarela,. Teori
Ekonomi pasar bebas adalah ekonomi di mana pasar relatif bebas.
2. Teori lingkaran ekonomi atau
biasa disebut circle of economy. Merupakan teori yang
menjelaskan hubungan sosio-ekonomi dalam sebuah masyarakat dan negara. Sebagai
bagian dari pemahaman ekonomi modern atau biasa disebut modern economics yang
meliputi batas-batas kegiatan ekonomi dunia modern yaitu setelah 1990 an. Teori
lingkaran ekonomi bersumber dari pemahaman mengenai knowledge economics yang
populer pada tahun 1997, kemudian diturunkan menjadi bagian dari sosio
historical ekonomi. Dalam teori ini dianalisa aspek-aspek yang memengaruhi
individu dalam memilih dan menjalankan kegiatan ekonominya masing-masing. Teori
ini menjelaskan bahwa aktivitas ekonomi individu baik sebagai pekerja,
profesional, ataupun pengusaha baik besar maupun kecil dipengaruhi oleh
lingkungannya ataupun keluarganya yang membentuk suatu lingkaran
"circle" yg berputar-putar dan sifatnya menurun. Sebagai contoh jika
seseorang dilahirkan di keluarga pengusaha atau iasa disebut Historical Family
Unit maka ia akan condong bekerja sebagai pengusaha dan sebaliknya pekerja juga
demikian. Untuk seseorang keluar atau berpindah dari lingkaran atau 'circle'
ini, maka ada hal-hal khusus yang harus dipenuhi , atara lain keberanian atau
kenekatan, keberuntungan, keterpaksaan ekonomi, faktor-faktor eksternal seperti
bencana alam, perang, dan sebagainya yang dapat mengubah orientasi cara
seseorang menjalankan aktivitas ekonominya.
3.
Teori Merkantilisme adalah suatu teori ekonomi yang
menyatakan bahwa kesejahteraan suatu negara hanya ditentukan oleh banyaknya asset
atau modal yang disimpan oleh negara yang bersangkutan, dan bahwa besarnya
volum perdagangan global teramat sangat
penting. Aset ekonomi atau modal negara dapat digambarkan secara nyata dengan
jumlah kapital (mineral berharga, terutama emas maupun komoditas lainnya) yang ekspor
dimiliki oleh negara dan modal ini bisa diperbesar jumlahnya dengan
meningkatkan dan mencegah (sebisanya) impor sehingga neraca perdagangan dengan
negara lain akan selalu positif. Merkantilisme mengajarkan bahwa pemerintahan
suatu negara harus mencapai tujuan ini dengan melakukan perlindungan terhadap
perekonomiannya, dengan mendorong eksport (dengan banyak insentif) dan
mengurangi import (biasanya dengan pemberlakuan tarif yang besar). Kebijakan
ekonomi yang bekerja dengan mekanisme seperti inilah yang dinamakan dengan
sistem ekonomi merkantilisme. Ajaran merkantilisme dominan sekali diajarkan di
seluruh sekolah Eropa pada awal periode modern (dari abad ke-16 sampai ke-18,
era dimana kesadaran bernegara sudah mulai timbul). Peristiwa ini memicu, untuk
pertama kalinya, intervensi suatu negara dalam mengatur perekonomiannya yang
akhirnya pada zaman ini pula sistem kapitalisme mulai lahir. Kebutuhan akan
pasar yang diajarkan oleh teori merkantilisme akhirnya mendorong terjadinya
banyak peperangan dikalangan negara Eropa dan era imperialisme Eropa akhirnya
dimulai. Sistem ekonomi merkantilisme mulai menghilang pada akhir abad ke-18,
seiring dengan munculnya teori ekonomi baru yang diajukan oleh Adam Smith dalam
bukunya The Wealth Of Nation, ketika sistem ekonomi baru diadopsi oleh Inggris,
yang notabene saat itu adalah negara industri terbesar di dunia.
5. Manfaat Ilmu Ekonomi
Manfaat dari
mempelajari ilmu ekonomi sebagaimana yang dikemukakan oleh Mankiw dan memang
demikian kenyataannya adalah :
- Ilmu ekonomi dapat membantu memahami wujud perilaku ekonomi dalam dunia nyata secara lebih baik. Dalam hal ini berlaku prinsip “Mengetahui lebih baik dari pada tidak mengetahui.
- Dengan mempelajari ilmu ekonomi akan membuat yang mempelajarinya lebih mahir atau lihai dalam perekonomian. Dalam hal ini berlaku prinsip “Bersedia dan waspada serta berjaga lebih baik dan aman dari pada tidak sama sekali.
- Dengan menguasai ilmu ekonomi maka akan memberikan pemahaman atau potensi dan keterbatasan kebijakan ekonomi.
- Ilmu ekonomi dapat membantu anda mempelajari dan memahami perilaku manusia(lembaga swasta/ pemerintah)disekitar anda dalam memanfaatkan sumbedayanya, dan caranya dalam mengambil keputusan.
- Ilmu ekonomi dapat membuat anda efesien dan efektif dalam berperan di berbagai kegiatan ekonomi.
- Ilmu ekonomi akan mendorong anda menjadi masyarakat yang cerdas di berbagai bidang pekerjaan.
6. Metode Pembelajaran
- Mata Pelajaran Ekonomi
Seiring dengan perkembangan
jaman dan ilmu pengetahuan muncullah ilmu yang disebut ilmu ekonomi. Menurut
Paul A. Samuelson (Sukwiaty, dkk, 2009: 120)
mengemukakan bahwa: Ilmu ekonomi sebagai
suatu studi tentang perilaku orang dan masyarakat
dalam memilih cara menggunakan sumber daya yang langka dan memiliki beberapa alternatif penggunaan, dalam rangka memproduksi berbagai komoditas, untuk kemudian
menyalurkannya, baik saat ini maupun di masa depan kepada berbagai individu dan
kelompok yang ada dalam suatu masyarakat.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
mata pelajaran ekonomi adalah bagian dari mata pelajaran di sekolah yang
mempelajari perilaku individu dan masyarakat dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya yang tak terbatas dengan alat
pemuas kebutuhan yang terbatas jumlahnya.
2. Tujuan
Pembelajaran Ekonomi
Dalam proses pembelajaran
terlebih dahulu harus menentukan tujuan yang ingin dicapai dan merumuskan kemampuan apa yang harus dimiliki oleh siswa setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran.Pengertian tujuan
pembelajaran yang dikemukakan oleh Nana
Sudjana (2005: 22) menjelaskan bahwa “tujuan pembelajaran adalah rumusan
pernyataan mengenai kemampuan atau tingkah laku yang diharapkan dimiliki
atau dikuasai siswa setelah siswa menerima proses
pengajaran”. Sedangkan menurut Wina Sanjaya (2006: 68), “tujuan pembelajaran
adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh anak didik setelah mereka mempelajari
bahasan tertentu dalam satu kali pertemuan”.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa
tujuan pembelajaran adalah kemampuan (kompetensi) atau keterampilan yang diharapkan dapat dimiliki oleh siswa setelah mereka
mempelajari bahasan tertentu dalam
setiap kali pembelajaran berakhir. Karena hanya guru yang mengetahui
karakteristik siswa dan karakteristik materi
pelajaran yang diajarkan, maka yang bertugas merumuskan tujuan pembelajaran adalah guru.
Komponen-komponen yang harus diperhatikan dalam rumusan indikator tujuan belajar adalah siapa yang
diharapkan mencapai tujuan atau hasil
belajar itu, tingkah laku apa yang diharapkan dapat dicapai, dalam kondisi yang bagaimana kondisi belajar dapat
ditampilkan. Dalam sistem pendidikan
nasional rumusan tujuan pendidikan, baik
tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional (pembelajaran), menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom
yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu ranah
kognitif (kemampuan intelektual), ranah afektif
(sikap), dan psikomotorik atau keterampilan (Nana Sudjana, 2005: 22).
Sebuah proses pembelajaran yang baik hendaknya tidak
hanya mengacu pada tujuan / hasil belajar sampai pada domain kognitif saja, sebaiknya harus menunjukan keseimbangan antara tiga
aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Karena hakikatnya, tujuan pembelajaran
adalah sebagai arah dari proses belajar mengajar yang diharapkan mampu mewujudkan rumusan tingkah laku yang dapat dikuasai siswa setelah siswa menempuh pengalaman
belajarnya.
Mata pelajaran ekonomi bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut:
1) Memenuhi sejumlah
konsep ekonomi yang berkaitan peristiwa dan masalah
ekonomi dengan kehidupan sehari-hari. Terutama yang terjadi di lingkungan
individu, rumah tangga, masyarakat dan negara.
2) Menampilkan sikap ingin tahu dan terhadap sejumlah
konsep ekonomi yang
diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi.
3) Membentuk sikap bijak, rasional, dan bertanggung
jawab dengan memiliki pengetahuan dan
keterampilan ilmu ekonomi, manajemen, dan akuntansi yang bermanfaat bagi diri
sendiri, rumah tangga, masyarakat dan
negara.
4) Membuat keputusan yang
bertanggung jawab mengenai nilai-nilai sosial ekonomi dalam masyarakat yang majemuk, baik
dalam skala nasional maupun internasional (Permen 22
Tahun 2006-Standar Isi/Standar Kompetensi
Dasar SM).
Ditinjau dari pihak guru
materi pembelajaran itu harus diajarkan atau disampaikan dalam kegiatan pembelajaran.
Ditinjau dari pihak siswa
bahan ajar itu harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan dinilai dengan
menggunakan instrumen penilaian yang disusun berdasarkan indikator pencapaian
belajar.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
mata pelajaran ekonomi bukanlah mata
pelajaran yang bersifat hafalan, sehingga siswa harus diajarkan untuk
berekonomi dengan mengenal berbagai kenyataan
dan peristiwa ekonomi yang terjadi secara nyata maka pembelajaran ekonomi perlu menggunakan metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif sesuai
dengan apa yang dibutuhkan oleh siswa serta disesuaikan dengan kondisi
agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
7.
Hambatan Ekonomi
Penggunaan istilah
sistem lingkungan belajar menunjuk pada pengajaran sebagai suatu sistem, yaitu
sebagai suatu kesatuan yang terorganisasi. Pengajaran yang terdiri dari
sejumlah komponen yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama
lain dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran yang telah dirumuskan.
Komponen-komponen tersebut antara lain adalah tujuan pengajaran yang ingin
dicapai, materi pengajaran, metode pengajaran, media pengajaran, evaluasi,
guru, siswa, administrasi pengajaran, sarana dan prasarana pengajaran (Sudaryo,
1990 : 5).
a) Tujuan Pembelajaran
Tujuan merupakan salah satu komponen pembelajaran yang
dapat
mempengaruhi komponen pembelajaran lainnya seperti materi, metode, media, evaluasi, peserta didik, administrasi pengajaran, sarana dan prasarana. Semua komponen itu harus sesuai dan digunakan untuk mencapai tujuan seefektif dan seefisien mungkin. Jika salah satu komponen tidak sesuai dengan tujuan, maka kegiatan belajar mengajar tidak akan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan. Tidak ada suatu kegiatan yang diprogramkan tanpa tujuan, karena dengan tujuan menentukan ke arah mana kegiatan akan dibawa. Sebagai unsur penting untuk suatu kegiatan, maka dalam kegiatan apapun tujuan tidak bisa diabaikan.
mempengaruhi komponen pembelajaran lainnya seperti materi, metode, media, evaluasi, peserta didik, administrasi pengajaran, sarana dan prasarana. Semua komponen itu harus sesuai dan digunakan untuk mencapai tujuan seefektif dan seefisien mungkin. Jika salah satu komponen tidak sesuai dengan tujuan, maka kegiatan belajar mengajar tidak akan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan. Tidak ada suatu kegiatan yang diprogramkan tanpa tujuan, karena dengan tujuan menentukan ke arah mana kegiatan akan dibawa. Sebagai unsur penting untuk suatu kegiatan, maka dalam kegiatan apapun tujuan tidak bisa diabaikan.
Demikian juga dalam kegiatan belajar mengajar. Tujuan
dalam
pendidikan dan pengajaran adalah suatu cita-cita yang bernilai normatif. Dalam tujuan terdapat sejumlah nilai yang harus ditanamkan kepada peserta didik. Nilai-nilai itu nantinya akan mewarnai cara peserta didik bersikap dan berbuat dalam lingkungan sosialnya baik di sekolah maupun di luar sekolah (Djamarah dan Zain, 2006 : 42).
pendidikan dan pengajaran adalah suatu cita-cita yang bernilai normatif. Dalam tujuan terdapat sejumlah nilai yang harus ditanamkan kepada peserta didik. Nilai-nilai itu nantinya akan mewarnai cara peserta didik bersikap dan berbuat dalam lingkungan sosialnya baik di sekolah maupun di luar sekolah (Djamarah dan Zain, 2006 : 42).
b) Materi Pelajaran
Materi pelajaran merupakan komponen pembelajaran yang
selama ini
dipahami oleh sebagian guru adalah buku paket mata pelajaran yang diwajibkan untuk dimiliki oleh peserta didik. Sumber belajar yang terbatas itu tentunya akan mempengaruhi pembelajaran tekstual terbatas pada buku paket yang dimiliki. Jika hal ini terjadi pada mata pelajaran IPS, maka peserta didik hanya memahami konsep-konsep IPS sebatas teoritis seperti yang ada dalam buku paket, yang berakibat peserta didik tidak dapat menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat dan juga tidak dapat mengkritisi masalah yang ada.
dipahami oleh sebagian guru adalah buku paket mata pelajaran yang diwajibkan untuk dimiliki oleh peserta didik. Sumber belajar yang terbatas itu tentunya akan mempengaruhi pembelajaran tekstual terbatas pada buku paket yang dimiliki. Jika hal ini terjadi pada mata pelajaran IPS, maka peserta didik hanya memahami konsep-konsep IPS sebatas teoritis seperti yang ada dalam buku paket, yang berakibat peserta didik tidak dapat menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat dan juga tidak dapat mengkritisi masalah yang ada.
Materi pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan
dalam proses belajar mengajar (Djamarah dan Zain, 2006: 43). Tanpa materi
pelajaran proses belajar mengajar tidak akan berjalan. Guru yang akan mengajar
pasti memiliki dan harus menguasai materi pelajaran yang akan disampaikan pada
peserta didik. Biasanya aktivitas peserta didik akan berkurang bila bahan
pelajaran yang diberikan guru kurang menarik perhatiannya. Materi pelajaran
harus disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik karena akan memotivasi peserta
didik untuk belajar.
Maslow (dalam Djamarah dan Zain, 2006 : 44) mengatakan
bahwa minat seseorang akan muncul bila sesuatu itu terkait dengan
kebutuhannya. Sedangkan Rohani (2004 : 167) mengatakan bahwa materi pelajaran dapat diperoleh dari sumber belajar, dimana penggunaan sumber belajar yang bervariatif memiliki banyak kegunaan bagi peserta didik diantaranya: Memotivasi belajar siswa, Pencapaian tujuan pembelajaran, Mendukung Program pembelajaran (aktivitas belajar), Membantu memecahkan masalah, Mendukung pengajaran presentasi (pembelajaran yang
mengaktifkan siswa). Guru di lapangan sering kali hanya menggunakan sumber belajar konvensional, yaitu dari buku pelajaran IPS SD. Hal ini
menjadikan pembelajaran di kelas menjadi monoton dan kurang menarik
perhatian siswa. Dalam pembelajaran IPS guru harus mengarahkan peserta didik agar dapat memanfaatkan lingkungan di sekitarnya menjadi sumber belajar baginya. Disamping itu laboratorium IPS yang sesungguhnya adalah
dengan terjun ke masyarakat, karena kajian utama dalam IPS adalah ilmu
pengetahuan tentang kemasyarakatan.
kebutuhannya. Sedangkan Rohani (2004 : 167) mengatakan bahwa materi pelajaran dapat diperoleh dari sumber belajar, dimana penggunaan sumber belajar yang bervariatif memiliki banyak kegunaan bagi peserta didik diantaranya: Memotivasi belajar siswa, Pencapaian tujuan pembelajaran, Mendukung Program pembelajaran (aktivitas belajar), Membantu memecahkan masalah, Mendukung pengajaran presentasi (pembelajaran yang
mengaktifkan siswa). Guru di lapangan sering kali hanya menggunakan sumber belajar konvensional, yaitu dari buku pelajaran IPS SD. Hal ini
menjadikan pembelajaran di kelas menjadi monoton dan kurang menarik
perhatian siswa. Dalam pembelajaran IPS guru harus mengarahkan peserta didik agar dapat memanfaatkan lingkungan di sekitarnya menjadi sumber belajar baginya. Disamping itu laboratorium IPS yang sesungguhnya adalah
dengan terjun ke masyarakat, karena kajian utama dalam IPS adalah ilmu
pengetahuan tentang kemasyarakatan.
c) Metode Pembelajaran
Metode memiliki peranan yang tidak kalah penting dengan
komponen pembelajaran lainnya. Metode adalah suatu cara kerja yang sistematik
dan umum, berfungsi sebagai alat untuk mencapai suatu tujuan (Rohani, 2004 :
118). Dalam pengajaran konvensional ceramah merupakan metode andalan yang digunakan
oleh guru, walaupun sampai saat ini masih ada sebagian guru yang masih sering
menggunakannya.
Semakin baik suatu metode makin efektif pula dalam
pencapaiannya.
Akan Tetapi tidak ada satupun metode yang paling baik bagi semua macam
pencapaian tujuan, karena dipengaruhi oleh berbagai faktor dan yang paling
menentukan adalah tujuan pembelajaran yang akan dicapai Dalam menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan guru harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Akan Tetapi tidak ada satupun metode yang paling baik bagi semua macam
pencapaian tujuan, karena dipengaruhi oleh berbagai faktor dan yang paling
menentukan adalah tujuan pembelajaran yang akan dicapai Dalam menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan guru harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Winarno (dalam Djamarah,
2000: 184-185) mengemukakan :
1) Tujuan dengan berbagai jenis dan
fungsinya,
2) Anak didik dengan berbagai tingkat
kematangannya,
3) Situasi dengan berbagai keadaannya,
4) Fasilitas dengan berbagai kualitas
dan kuantitasnya,
5) Pribadi guru serta kemampuan
profesionalnya yang berbeda-beda.
Hanya
sebagian guru yang mempertimbangkan kelima faktor tersebut dalam pemilihan
metode pembelajaran. Biasanya guru hanya mempertimbangkan materi
pelajaran dan peserta didiknya.
Adapun jenis metode-metode pembelajaran yang dapat
digunakan oleh guru adalah: Metode Ceramah, Metode Tanya jawab, Metode
Demonstrasi, Metode Experiment, Metode Resitasi/ penugasan, Metode Drill/
latihan, Metode Problem solving, Metode Inquiry, Metode Teknik Klarifikasi
Nilai, Metode Role Playing, Metode Simulasi, Metode Karya wisata, Metode
Kerja Kelompok, Metode Diskusi, dan Metode Proyek. Macam-macam metode di atas dapat menjadi pilihan bagi guru, yang sebelumnya telah disesuaikan dengan tujuan, peserta didik, situasi, fasilitas, dan kemampuan guru sendiri. Sehingga kegiatan pembelajaran dapat optimal dan tujuan pendidikan dapat dicapai.
latihan, Metode Problem solving, Metode Inquiry, Metode Teknik Klarifikasi
Nilai, Metode Role Playing, Metode Simulasi, Metode Karya wisata, Metode
Kerja Kelompok, Metode Diskusi, dan Metode Proyek. Macam-macam metode di atas dapat menjadi pilihan bagi guru, yang sebelumnya telah disesuaikan dengan tujuan, peserta didik, situasi, fasilitas, dan kemampuan guru sendiri. Sehingga kegiatan pembelajaran dapat optimal dan tujuan pendidikan dapat dicapai.
d) Media Pembelajaran
Pola pendidikan tradisional menganggap pemanfaatan media
sebagai
penghambat atau tidak efisien, karena ketidaktahuan dengan pola baru, dan
menganggap yang menjadi pusat perhatian adalah medianya, bukan informasi
atau pengalaman yang disalurkan melalui media (Danim, 1994: 10). Tuntutan
masyarakat yang semakin besar terhadap pendidikan dan kemajuan IPTEK
menuntut pemanfaatan media yang harus dioptimalkan. Keterbatasan kemampuan guru dan minimnya media pembelajaran di sekolah menyebabkan pembelajaran IPS di kelas masih menggunakan media konvensional sampai sekarang.
penghambat atau tidak efisien, karena ketidaktahuan dengan pola baru, dan
menganggap yang menjadi pusat perhatian adalah medianya, bukan informasi
atau pengalaman yang disalurkan melalui media (Danim, 1994: 10). Tuntutan
masyarakat yang semakin besar terhadap pendidikan dan kemajuan IPTEK
menuntut pemanfaatan media yang harus dioptimalkan. Keterbatasan kemampuan guru dan minimnya media pembelajaran di sekolah menyebabkan pembelajaran IPS di kelas masih menggunakan media konvensional sampai sekarang.
Media pendidikan menurut Santoso S Hamidjojo dalam
Rumamouk
(1988 : 6) adalah media yang penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran, dimaksudkan untuk mempertinggi mutu kegiatan belajar mengajar. Hal tersebut biasanya sudah dituangkan dalam garis-garis besar tujuan pembelajaran.
(1988 : 6) adalah media yang penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran, dimaksudkan untuk mempertinggi mutu kegiatan belajar mengajar. Hal tersebut biasanya sudah dituangkan dalam garis-garis besar tujuan pembelajaran.
Danim (1994 : 12-13) mengemukakan penggunaan media oleh
guru dapat diperoleh beberapa manfaat yaitu :
1) Meningkatkan
mutu pendidikan, di mana dapat mempercepat dan membantu guru menggunakan waktu
belajar dengan lebih baik,
2) Pendidikan
yang individual, dengan mengurangi kontrol guru yang tradisional dan kaku,
memberi kesempatan luas kepada anak untuk berkembang menurut kemampuannya dan
belajar sesuai cara yang dikehendakinya;
3) Pengajaran
lebih ilmiah, dengan merencanakan program pengajaran yang logis, dan sistematis,
serta mengembangkan kegiatan pengajaran melalui penelitian,
4) Data
lebih konkret;
5) Membawa
dunia nyata ke dalam kelas;
6) Penyajian
pendidikan lebih luas.
e) Evaluasi Pembelajaran
Dalam usaha mencapai tujuan pendidikan perlu diketahui
apakah usaha yang dilakukan sudah sesuai atau searah dengan tujuan? Jika ya,
sudah sejauh mana ditempuh. Adakah faktor-faktor yang menghambat usaha itu
serta bagaimana mengatasinya? Upaya itu bermuara kepada evaluasi.
Evaluasi atau penilaian dalam pembelajaran mutlak harus dilakukan oleh
guru, seperti yang dikemukakan oleh Rohani (2004: 168) bahwa penilaian
merupakan bagian integral dari pembelajaran itu sendiri, yang tidak terpisahkan dalam penyusunan dan pelaksanaan pembelajaran. Penilaian bertujuan menilai efektivitas dan efisiensi kegiatan pembelajaran sebagai bahan untuk perbaikan dan penyempurnaan program serta pelaksanaannya.
Evaluasi atau penilaian dalam pembelajaran mutlak harus dilakukan oleh
guru, seperti yang dikemukakan oleh Rohani (2004: 168) bahwa penilaian
merupakan bagian integral dari pembelajaran itu sendiri, yang tidak terpisahkan dalam penyusunan dan pelaksanaan pembelajaran. Penilaian bertujuan menilai efektivitas dan efisiensi kegiatan pembelajaran sebagai bahan untuk perbaikan dan penyempurnaan program serta pelaksanaannya.
Dalam penilaian pendidikan memiliki tujuan dan fungsi
yang dikaitkan dengan perencanaan, pengelolaan, proses, dan tindak lanjut
pembelajaran baik yang menyangkut siswa, guru, dan kelembagaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Masukan komentar anda