Kamis, 06 Maret 2014

Islam di india


BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
Berlainan dengan Agama Hindu dan Budha, agama Islam masuk ke India melalui saudagar-saudagar Islam yang datang ke India hendak berniaga.
Bangsa Arab sudah terkenal sejak dulu sebagai pelaut. Mereka memiliki banyak pelabuhan terkenal yang kegiatan sehari-harinya diisi dengan perdagangan dalam segala bidang. Agama Islam sendiri mulai berkembang ke Barat dan Timur sejak pemerintahan Khalifah Urrasyidin. Sekitar abad ke-8 agama Islam mulai memasuki India. Agama Islam berhasil masuk ke India dengan manis, karena saudagar-saudagar Islam pada saat itu mempunyai kedudukan yang mulia dimata orang India. Hal ini disebabkan oleh perilaku para saudagar itu yang bersahabat dengan rakyat India. Mereka sama sekali tidak membedakan tingkatan dalam masyarakat, tetapi sebaliknya bagi sebagian masyarakat India yang beragama Hindu dan berkasta brahmana, hal ini sangat menjengkelkan dan mereka mulai menggangu para saudagar Islam.
Mula-mula hal ini tidak diperdulikan oleh mereka, karena tujuan mereka ke India pada mulanya hanya untuk berdagang, bukan untuk menyebarkan agama. Kemudian mereka berhasil mendirikan kerajaan-kerajaan Islam kecil di daerah Sindh seperti Ghazna, Samarhand dan lain-lain. Objek bisnis mereka yang terbesar pada saat itu ialah kayu. Setelah berhasil mendirikan kerajaan kecil mereka bermaksud mengkonsolidasikannya, sama sekali tidak berniat untuk memperluas wilayahnya dalam arti menguasai India secara keseluruhan. Namun keadaan menjadi lain ketika para bangsawan dan pendeta Hindu memperlakukan mereka dengan kasar, perlakuan seenaknya terhadap orang Islam itu, terutama di daerah Sindh. Ketika hal ini dilaporkan ke Damaskus maka dikirimlah utusan dari Damaskus untuk menghancurkan Sindh dan akhirnya wilayah Islam bertambah luas di India dengan jatuhnya Sindh. Pengaruh Islam khususnya di India Barat makin lama bertambah baik dan daerah untuk agama Hindu semakin sempit.
Selain itu masuknya islam di India tidak terlepas dari peran Kerajaan Mughal maka daripada itu sedikit banyaknya kerajaan Mughal ini nantinya akan dijelaskan.

1.2              Rumusan Masalah
            Bagaimana masuknya islam di India?
            Bagaimana perkembangan Kerajaan Mughal?
            Bagaimana kehancuran Kerajaan Mughal?

1.3              Tujuan
Tujuan Utama dari makalah ini adalah untuk meganalisis masuknya islam    di India mulai dari titik awal penyebaran hingga perkembangannya dalam proses islamisasi di India dan sekitarnya. Tujuan Khususnya yaitu untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Sejarah Asia Selatan.
           



BAB II
PEMBAHASAN

1.      Masuknya Islam di India
Masuknya Islam ke India itu benar-benar menguntungkan karena pemeluk ajaran agama Hindu sudah muak terhadap perlakuan yang sewenang-wenang dari para pendetanya, juga keadaan di India pada umumnya sedang kacau setelah wafatnya raja Harsya. Saat itu tidak ada penggantinya yang mampu duduk di atas tahta.
Sementara itu, seorang hamba sahaya dari kerajaan Turki dapat memerdekaan dirinya dan dia berhasil mendirikan kerajaan kecil yang berdaulat penuh dengan ibu kotanya di Ghazni. Meskipun dia tidak lama memerintah, tetapi cukup berhasil sebagai cikal bakal kerajaan Ghazna yang suatu saat akan memegang peran penting di India. Al-pitigin, demikian nama mantan hamba sahaya yang kemudian menjadi raja tersebut kemudian digantikan oleh menantunya bernama Sabuktigin. Di bawah pemerintahannya kerajaan Ghazna semakin luas berkembang sampai Afganistan. Kemudian dibawah penggantinya yaitu Mahmud Ghazna berhasil memasuki perbatasan India, Negara tetangga yang kaya raya dan sangat diidam-idamkan para leluhurnya itu.
Mahmud Ghazna yang mulai naik tahta pada tahun 997 itu benar-benar berhasil meluaskan wilayahnya yang terletak antara Mesopotamis, Laut Kaspia dan Sungai Gangga. Ia kemudian menempatkan beberapa Gubernur di daerah yang letaknya jauh dari ibukota. Mahmud Ghaznah terkenal sebagai Panglima perang yang kejam, tetapi juga sebagai pencinta seni dan kebudayaan. Itu terbukti yang sebagian besar bangunan peninggalan atau jejak Islam yang terdapat di India, dan yang paling menonjol dan paling terkenal adalah sebuah bangunan masjid yang diberi julukan Mempelai Surga didirikan pada masa pemerintahan beliau serta ia juga mendirikan sebuah perguruan tinggi lengkap dengan perpustakaannya.
Pada tahun 1030 ia wafat dan digantikan oleh putranya yaitu Mas’ud Ghazna, seorang raja yang sangat lemah. Pada waktu pemerintahannyalah pamor kerajaan Ghazna mulai memudar. Hal ini di tandai dengan memberontaknya beberapa Gubernur dari daerah. Mereka berusaha melepaskan diri dan menginginkan kekeusaan otonom. Pada akhir hayatnya ia mati terbenuh dan sejak saat itu kekuasaan dinasti Ghazna dihapus sama sekali karena para penggantinya pun raja-raja yang lemah.
Selanjutnya tampilan Muhammad Ghori sebagai pendiri dinasti Ghori yang mengalahkan dinasti Ghazna. Kekuasaannya tidak berlangsung lama sebab pada tahun 1206 dia digantikan oleh Qutbuddin Muhammad Thori dari dinasti hamba sahaya. Pada masa pemerintahannyalah mulai diletakkan dasar-dasar Islam di India. Islam berkembang agak pesat terutama karena dorongan dari penguasa India pada saat itu. Namun Qutbuddin pun tidak lama berkuasa dan dikalahkan oleh Malik Syamsuddin Iltutmish yang kemudian memerintah sebagai sultan.
Meskipun dalam keadaan kacau, Sultan Malik Samsuddin Iltutmish mampu menguasai situasi dan menertibkan pemerintahannya. Berbagai usaha dilakukan termasuk menyingkirkan kaum oposisi. Sebagai raja ia membangun negaranya dalam segala bidang baik physic atau mental. Ia telah berusaha dan berbuat yang terbaik tetapi sayang para penggantinya tidak ada yang dapat diharapkan, sampai satu saat seorang panglima yang gagah berani bernama Balban berhasil naik tahta dan memerintah dengan tangan besi. Dapat dikatakan bahwa ditangannyalah puncak kebesaran dinasti hamba sahaya ini. Dinasti hamba sahaya mulai runtuh ketika pengganti Balban yang tidak mampu memerintah dibunuh oleh seorang bangsawan pada tahun 1290. Bangsawan tersebut yang bernama Jalaluddin kemudian mendirikan dinasti Kalji.
Pemerintahan dinasti Kalji berjalan aman dan penuh perdamaian dengan rajanya yang adil bijaksana. Tetapi ketenangannya justru mengundang pemberontakan oposisi yang penuh ambisi. Raja terbunuh oleh keponakannya sendiri, Alauddin. Dia naik tahta, namun tanpa disadarinya berbagai kesulitantelah menunggunya, baik dari dalam dan luar negeri. Dari dalam negeri para bangsawan siap merebut kekuasaan. Di luar perhitungan dari luar negeri, bangsa Turki dan Moghul yang sedang membina diri dan penuh semangat siap menyerang setiap saat. Setelah menyadari hal ini ia memilih bangsa Moghul sebagai bangsa yang paling utama dan pertama harus mendapat perhatian. Pada masa pemerintahannya bangsa Moghul sedikit demi sedikit memasuki India untuk menetap disana, mereka tak mampu membendungnya.

2.      Kerajaan Mughal
Kerajaan Mughal berdiri seperempat abad sesudah berdirinya Kerajaan Safawi. Jadi, di antara tiga kerajaan besar Islam tersebut, kerajaan inilah yang termuda. Kerajaan Mughal bkanlah kerajaan Islam pertama di anak benua India. Awal kekuasaan Islam di wilayah India terjadi pada masa Khalifah Al-Walid, dari dinasti Bani Umayyah. Penaklukan wilayah ini dilakukan oleh tentara Bani Umayyah di bawah pimpinan Muhammad ibn Qasim.
Pada fase desintegrasi, dinasti Ghaznawi mengembangkan kekuasaannya di India di bawah pimpinan Sultan Mahmud dan pada tahun 1020 M, ia berhasil menaklukan hamper semua kerajaan Hindu di wilayah ini, sekaligus mengislamkan sebagian masyarakatnya. Setelah dinasti Ghaznawi hancur, muncul dinasti-dinasti kecil seperti Mamluk , Khalji , Tuglug , dan dinasti-dinasti lain.
Kerajaan Mughal di India dengan Delhi sebagai ibu kota, didirikan oleh Zahiruddin Babur, salah satu dari cucu Timur Lenk. Ayahnya bernama Umar Mirza, penguasa Ferghana. Babur mewarisi daerah Ferghana dari orang tuanya ketika ia masih berusia 11 tahun. Ia berambisi dan bertekad akan menaklukkan Samarkand yang menjadi kota penting di Asia Tengah pada masa itu. Pada mulanya, ia mengalami kekalahan tetapi karena mendapat bantuan dari Raja Safawi, Ismail I akhirnya berhasil menaklukkan Samarkand tahun 1504 M, ia menduduki Kabul, ibu kota Afghanistan.
Setelah Kabul dapat ditaklikkan, Babur meneruskan ekspansinya ke India. Kala itu Ibrahim Lodi, penguasa India, dilanda krisis, sehingga stabilitas pemerintahan menjadi kacau. Alam Khan, paman dari Ibrahim Lodi, bersama-sama Daulat Khan, Gubernur Lahore, mengirim utusan ke Kabul, meminta bantuan Babur untuk menjatuhkan pemerintahan Ibrahim di Delhi. Permohonan itu langsung diterimanya. Pada tahun 1525 M, Babur berhasil menguasai Punjab dengan ibu kotanya Lahore. Setelah itu, ia memimpin tentaranya menuju Delhi. Pada tanggal 21 April 1526 M, terjadilah pertempuran yang dahsyat di Panipat. Ibrahim beserta ribuan tentaranya terbunuh dalam pertempuran itu. Babur memasuki kota Delhi sebagai pemenang dan menegakkan pemerintahannya di sana. Dengan demikian, berdirilah Kerajaan Mughal di India.
Setelah kerajaan Mughal berdiri, raja-raja Hindu di seluruh India menyusun angkatan perang yang besar untuk menyerang Babur. Namun, pasukan Hindu ini dapat dikalahkan Babur. Sementara itu, di Afganistan masih ada golongan yang setia kepada keluarga Lodi. Mereka mengangkat adik kandung Ibrahim Lodi, Mahmud, menjadi Sultan. Tetapi, Sultan Mahmud Lodi dengan mudah dikalahkan Babur dalam pertempuran dekat Gogra tahun 1529 M. pada tahun 1530, Babur meninggal dunia dalam usia 48 tahun setelah memerintah selama 30 tahun, dengan meninggalkan kejayaan-kejayaan yang cemerlang. Pemerintahan selanjutnya dipegang oleh anaknya Hamayun.
Humayun, putra sulung Babur, dalam melaksanakan pemerintahan banyak menghadapi tantangan. Sepanjang masa kekuasaannya selama Sembilan tahun  Negara tidak pernah aman. Ia senantiasa berperang melawan musuh. Di antara tantangan yang muncul adalah pemberontakan Bahadur Syah, penguasa Gujarat yang memisahkan diri dari Delhi. Pemberontakan ini dapat dipadamkan Bahadur Shah, pemberontak melarikan diri dan Gujarat dapat dikuasai. Pada tahun 1540 M terjadi pertempuran dengan Sher Khan di Kanauj. Dalam pertempuran ini Humayun mengalami kekalahan. Ia terpaksa melarikan diri ke Kahandar dan selanjutnya ke Persia. Di Persia ia menyusun kembali tentaranya. Kemudian, di sini ia menyerang musuh-musuhnya dengan bantuan raja Persia, Tahmasp. Humayun dapat mengalahkan Sher Khan Shah setelah hampir 15 tahun berkelana meninggalkan Delhi. Ia kembali ke India dan menduduki tahta kerajaan Mughal pada tahun 1555 M. setahun setelah itu, ia meninggal dunia karena jatuh dari tangga perpustakaannya, Din Panah.
Humayun digantikan oleh anaknya, Akbar, yang berusia 14 tahun. Karena ia masih muda maka urusan kerajaan diserahkan kepada Bairam Khan, seorang Syi’i. Pada masa akbar inilah kerajaan Mughal mencapai masa keemasannya.
Di awal masa pemerintahannya, Akbar menghadapi pemberontakan sisa-sisa keturunan Sher Khan Shah yang masih berkuasa di Punjab. Pemberontakan yang mengancam kekuasan Akbar adalah pemberontakan yang dipimpin oleh Himu yang menguasai Gwalior dan Agra. Pasukan pemberontak itu berusaha memasuki kota Delhi. Bairam Khan menyambut kedatangan pasukan tersebut, sehingga terjadilah peperangan yang dahsyat, yang disebut Panipat II pada tahun 1556 M. Himu dapat dikalahkan. Ia ditangkap, kemudian dieksekusi. Dengan demikian, Agra dan Gwalior dapat dikuasai penuh.
Setelah Akbar dewasa ia berusaha menyingkirkan Bairam Khan yang sudah mempunyai pengaruh sangat kuat dan terlampau memaksakan kepentingan aliran Syia’ah. Bairam Khan memberontak, tetapi dapat dikalahkan oleh Akbar di Jullandur tahun 1561 M. setelah persoalan-persoalan dalam negeri dapat diatasi, Akbar mulai menyusun program ekspansi. Ia berhasil menguasai Chundar, Ghond, Chitor, Rhanthabar, Kalinjar, Gujarat, Surat, Bihar, Bengal, Khashmir, Orissa, Deccan, Gawilgarh, Narhala, Ahmadnagar, dan Asirgah. Wilayah yang sangat luas itu diperintah dalam suatu pemerintahan  militeristik.
Dalam pemerintahan militeristik tersebut, sultan adalah penguasa diktator, pemerintahan daerah dipegang oleh seorang sipah salar (kepala komandan), sedang subdistrik dipegang oleh faujdar (komandan). Jabatan-jabatan sipil juga diberi jenjang kepangkatan yang bercorak kemiliteran. Pejabat-pejabat itu memang diharuskan mengikuti latihan kemiliteran.
Akbar juga menerapkan apa yang dinamakan dengan politik  sulakhul (toleransi universal). Dengan politik ini, semua rakyat India dipandang sama. Mereka tidak dibedakan karena perbedaan etnis dan agama.
Kemajuan yang dicapai Akbar masih dapat dipertahankan oleh tiga sultan berikutnya, yaitu Jehangir , Syah Jehan , dan Aurangzeb . Tiga sultan penerus Akbar ini memang terhitung raja-raja yang besar dan kuat. Setelah itu, kemajuan kerajaan Mughal tidak dapat dipertahankan oleh raja-raja berikutnya.
Kemantapan stabilitas politik karena sistem pemerintahan yang diterapkan Akbar membawa kemajuan dalam bidang-bidang yang lain. Dalam bidang ekonomi, kerajaan Mughal dapat mengembangkan program pertanian, pertambangan, dan perdagangan. Akan tetapi, sumber keuangan negara lebih banyak bertumpu pada sektor pertanian. Di sektor pertanian ini, komunikasi antara pemerintahan dan petani diatur dengan baik. Pengaturan itu didasarkan atas lahan pertanian. Deh, merupakan unit lahan pertanian terkecil. Beberapa deh tergabung dalam pargana (desa). Komunitas petani dipimpin oleh seorang mukaddam. Melalui para mukaddam itulah pemerintah berhubungan dengan petani. Kerajaan berhak atas sepertiga dari hasil pertanian di negeri itu. Hasil pertanian kerajaan Mughal yang terpenting ketika itu adalah biji-bijian, padi, kacang, tebu, nila, bahan-bahan celupan.
Disamping untuk kebutuhan dalam negeri, hasil pertanian itu diekspor ke Eropa, Afriak, Arabia, dan Asia Tenggara bersamaan dengan hasil kerajinan, seperti pakaian tenun dan kain tipis bahan gordiyn yang banyak diproduksi di 6 Gujarat dan Bengal. Untuk meningkat produksi, Jehangir mengizinkan Inggris (1611 M) dan Belanda (1617 M) mendirikan pabrik pengolahan hasil pertanian di Surat.

3.      Masa Keemasan Dinasti Mughal
Di bidang sastra, banyak sastra dari bahasa Persia diubah ke bahasa India. Bahasa Urdu yang berkembang di masa Akbar, menjadi bahasa yang banyak dipakai oleh rakyat India dan Pakistan sampai sekarang. Di bidang ilmu pengetahuan, Syah Jahan mendirikan perguruan tinggi di Delhi. Aurangzeb mendirikan pusat pendidikan di Lucknow. Tiap masjid mempunyai lembaga tingkat dasar yang dipimpin oleh seorang guru. Sejak berdiri banyak ilmuan yang belajar di India. Pelajaran dari Kemaharajaan Mughal salah satu Ketidakharmonisan hubungan kekeluargaan, antara ayah dan anak, adik dan kakak menjadi salah satu faktor lemahnya kemaharajaan Mughal dari dalam, hal ini telah terjadi pada beberapa Dinasti Islam sebelumnya. Dalam peniggalan sejarah Dinasti Mughal, tampil dua penguasa paling berpengaruh: Akbar Khan dan Aurangzeb. Meskipun keduanya memerintah dalam dekade yang berbeda, tetapi kebijakan Akbar Khan dan Aurangzeb, khususnya berkaitan dengan pengembangan Islam di India, memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan. Akbar mengembangkan pola Islam sinkretis. Sebaliknya, Aurangzeb mengembangkan pola Islam puritan.
Dalam perspektif politik, langkah Akbar ini dianggap sah, bahkan cerdas. Sebab, substansi politik adalah tercapainya tujuan, meskipun pada saat bersamaan terdapat aspek-aspek tertentu yang terabaikan. Orang boleh melakukan apa saja dalam konteks politik. Akbar telah memposisikan Islam tidak lebih dari sekedar simbol formal tanpa makna. Karena itu, dia dengan mudah meleburkan dan mencampuradukkan Islam dengan berbagai kepercayaan lain. Dalam situasi ini, Islam kehilangan identitasnya. Ketinggian dan keluhuran ajaran Islam juga tereduksi sedemikian rupa. Hal ini menyebabkan ketegangan dengan para penganut Ahlusunah wal jamaah.
Lain dengan Akbar Khan, lain pula dengan Aurangzeb. Wajah Islam di India pada masa Aurangzeb tampak lebih dominan. Dia berusaha mengangkat kembali citra Islam yang tampak “redup” beberapa dasawarsa sebelumnya. Ia giat mengembalikan kemurnian Islam. Usaha ini patut dihargai. Sebab, dari sini terlihat kecintaan seorang Aurangzeb terhadap Islam. Namun, perlu diingat, Islam adalah agama yang mensponsori perdamaian, tanpa paksaan, dan tidak mentolelir berbagai tindak kekerasan terhadap pemeluk agama lain. Memurnikan ajaran Islam dengan merusak tempat ibadah agama lain, bukanlah pesan Islam.
Kebijakan Aurangzeb untuk menghancurkan kuil-kuil Hindu, meletakkan arca di jalan-jalan agar selalu diinjak tampaknya menjadi sebuah kekeliruan. Hal ini menyebabkan terjadinya pemberontakan hebat dari kalangan Hindu. Pada 1739 M. Mughal dikalahkan oleh pasukan dari Persia dipimpin oleh Nadir Shah. Pada 1756 M. pasukan Ahmad Shah merampok Delhi lagi. Kerajaan Britania yang masuk ke India pada 1600 M. dan mulai melakukan penaklukkan terhadap kerajaan Mughal pada 1757 M. serta membubarkannya tahun 1858 M. setelah mengalahkan pesaingnya, Perancis.

4.      Peninggalan Kerajaan Mughal
Peradaban Kemaharajaan Mughal Di bidang politik, Sulhul Kull berhasil menyatukan rakyat Islam, Hindu, dan penganut lainnya. Di bidang militer, pasukan Mughal dikenal dengan pasukan yang kuat. Terdiri dari pasukan gajah, berkuda, dan meriam. Wilayahnya dibagi menjadi distrik-distrik yang dikepalai oleh Sipah Salar. Di bidang ekonomi, memajukan pertanian. Terdiri dari padi, kacang, tebu, kapas, tembakau, dan rempah-rempah. Pemerintah membentuk sebuah lembaga yang mengurusi hasil pertanian serta hubungan dengan para petani. Industri tenun juga banyak diekspor ke Eropa, Asia Tenggara dll. Masa Jahangir, investor diizinkan menanamkan investasinya, seperti mendirikan pabrik. Di bidang seni, Jahangir merupakan salah satu pelukis terhebat. Kemaharajaan Mughal juga terkenal dengan ukiran dan marmer yang timbul dengan kombinasi warna-warni. Diantara bangunan yang terkenal: benteng merah, makam kerajaan, masjid Delhi, dan yang paling popular adalah Taj Mahal di Aghra. Istana ini merupakan salah satu keajaiban dunia yang dibangun oleh Syah Jahan untuk mengenang permaisurinya, Noor Mumtaz Mahal yang cantik jelita.

http://mustaqimzone.files.wordpress.com/2011/01/taj-mahal.jpg?w=300&h=247

Taj Mahal merupakan salah satu peninggalan Dinasti Mughal di India

5.      Keruntuhan Kerajaan Mughal
Raja-raja pengganti Awrangzeb merupakan penguasa yang lemah sehingga tidak mampu mengatasi kemerosotan politik dalam negeri. Tanda-tanda kemunduran sudah terlihat dengan indikator sebagaimana berikut ;
1.Internal; Tampilnya sejumlah penguasa lemah, terjadinya perebutan kekuasaan, dan lemahnya kontrol pemerintahan pusat.
2.Eksternal; Terjadinya pemberontakan di mana-mana, seperti pemberontakan kaum Sikh di Utara, gerakan separatis Hindu di India tengah, kaum muslimin sendiri di Timur, dan yang terberat adalah invasi Inggris melalui EIC.
3.Dominasi Inggris diduga sebagai faktor pendorong kehancuran Mughal. Pada waktu itu EIC mengalami kerugian, untuk menutupi kerugian dan sekaligus memenuhi kebutuhan istana, EIC mengadakan pungutan yang tinggi terhadap rakyat secara ketat dan cenderung kasar. Karena rakyat merasa ditekan, maka mereka, baik yang beragama Hindu maupun Islam bangkit mengadakan pemberontakan. Mereka meminta kepada Bahadur Syah untuk menjadi lambang perlawanan itu dalam rangka mengembalikan kekuasaan kerajaan. Dengan demikian, terjadilah perlawanan rakyat India terhadap kekuatan Inggris pada bulan Mei 1857 M. Perlawanan mereka dapat dipatahkan dengan mudah. Inggris kemudian menjatuhkan hukuman yang kejam terhadap para pemberontak. Mereka diusir dari kota Delhi, rumah-rumah ibadah banyak yang dihancurkan, dan Bahadur Syah, raja Mughal terakhir, diusir dari istana (1858 M). Dengan demikian berakhirlah sejarah kekuasaan dinasti Mughal di daratan India.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan kekuasaan dinasti Mughal mundur dan membawa kepada kehancurannya pada tahun 1858 M yaitu:
a.       Terjadi stagnasi dalam pembinaan kekuatan militer sehingga operasi militer Inggris, Portugal dan Perancis di wilayah-wilayah pantai tidak dapat segera dipantau oleh kekuatan maritim Mughal.
b.      Kemerosotan moral dan hidup mewah di kalangan elite politik, yang mengakibatkan pemborosan dalam penggunaan uang negara.
c.       Pendekatan Awrangzeb yang terlampau “kasar” dalam melaksanakan ide-ide puritan dan kecenderungan asketisnya, sehingga konflik antar agama sangat sukar diatasi oleh sultan-sultan sesudahnya.
d.      Semua pewaris tahta kerajaan pada paro terakhir adalah orang-orang lemah dalam bidang kepemimpinan.
e.       Lemahnya sentuhan intelektual (pemikiran) dan estetika (satra dan sains) yang ditandai dengan memudarnya karya-karya kreatif disbanding dengan era kejayaan dinasti Abbasiyah.
f.       Lemahnya manajemen ekonomi yang tidak dikelola secara sistematis dan paradigmatik. Hal ini menyebabkan krisis ekonomi yang tidak mampu menghadapi perubahan global pada zamanny
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Agama Islam masuk ke India melalui saudagar-saudagar Islam yang datang ke India hendak berniaga. Bangsa Arab sudah terkenal sejak dulu sebagai pelaut. Mereka memiliki banyak pelabuhan terkenal yang kegiatan sehari-harinya diisi dengan perdagangan dalam segala bidang. Agama Islam sendiri mulai berkembang ke Barat dan Timur sejak pemerintahan Khalifah Urrasyidin. Sekitar abad ke-8 agama Islam mulai memasuki India
Masuknya Islam ke India itu benar-benar menguntungkan karena pemelik Hindu sudah muak terhadap perlakuan yan sewenang-wenang dari para pendetanya, juga keadaan di India pada umumnya sedang kacau setelah wafatnya raja Harsya. Saat itu tidak ada penggantinya yang mampu duduk di atas tahta.
Kerajaan Mughal berdiri seperempat abad sesudah berdirinya Kerajaan Safawi. Jadi, di antara tiga kerajaan besar Islam tersebut, kerajaan inilah yang termuda. Kerajaan Mughal bkanlah kerajaan Islam pertama di anak benua India. Awal kekuasaan Islam di wilayah India terjadi pada masa Khalifah Al-Walid, dari dinasti Bani Umayyah. Penaklukan wilayah ini dilakukan oleh tentara Bani Umayyah di bawah pimpinan Muhammad ibn Qasim.
Taj Mahal salah satu peninggalan Dinasti Mughal di India. Di bidang sastra, banyak sastra dari bahasa Persia diubah ke bahasa India. Bahasa Urdu yang berkembang di masa Akbar, menjadi bahasa yang banyak dipakai oleh rakyat India dan Pakistan sampai sekarang. Di bidang ilmu pengetahuan, Syah Jahan mendirikan perguruan tinggi di Delhi. Aurangzeb mendirikan pusat pendidikan di Lucknow. Tiap masjid mempunyai lembaga tingkat dasar yang dipimpin oleh seorang guru. Sejak berdiri banyak ilmuan yang belajar di India.





DAFTAR PUSTAKA

Sihombing, C.D.P. 1953. India Sejarah dan kebudayaannya. Bandung: W. Van Hoeve.
----. 2004. Sejarah Asia Selatan. Indralaya: FKIP Universitas Sriwijaya.
Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam (DIrasah Islamiyah II), Cet. XXIII, Penerbit Rajawali Press, Jakarta, tahun 2011. Murodi. 209.
http://mustaqimzone.wordpress.com, diakses pada pukul 09.30 WIB, tanggal 16 Maret 2013.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Masukan komentar anda